Pesan moral sering disampaikan dalam pembicaraan antartokoh. Baik dalam pertanyaan, jawaban, perintah, maupun sekadar pemberitaan. Dalam dialog, ada yang memberi tanggapan, ada pula yang menanggapi.
Semisal omongan ibu kepada anak. Adalah lebih pas jika pesan moral keluar dari mulut ibu kepada anak, kendati tidak menutup kemungkinan pendapat sang anak juga berbobot.
Narasi biasa
Sebagian pengarang meletakkan pesan moral dalam narasi cerita berbentuk paragraf-paragraf. Bisa di pembuka, tengah-tengah, atau akhir sebelum cerita selesai.
Jika kita terbiasa membaca cerpen, pasti akan terlihat dan terasa perbedaannya. Mana narasi yang sekadar mengulas suasana cerita, mana yang berusaha menyampaikan pesan.Â
Kesimpulan
Bagian ketiga berbeda dengan kedua itu. Ini lebih ke tersirat daripada tersurat. Tidak ada bagian jelas yang mengatakan pesan moral. Pembaca disilakan menyimpulkan setelah membaca keseluruhan cerita.
Kemungkinan besar, tokoh jahat mendapat akibat buruk. Yang baik akan beroleh keberuntungan. Jika alur diubah, bisa pula yang baik menjadi sial atau yang jahat tetap selamat. Dalam perilaku tokoh dan dampak yang dialaminya, pengarang sedang menyiratkan pesan moral.
Lantas, bagaimana bentuk penyampaian pesan moral?
Taruhlah kita mengambil contoh pesan moral: Janganlah membunuh sesama kita. Hidup dan mati seluruhnya adalah hak Yang Kuasa. Kita tidak boleh turut campur atasnya.Â
Barangkali beberapa bentuk di bawah dapat membantu Anda.