Kau tahu, matahari bukanlah sekadar bintang. Bulan pula tidaklah sebuah satelit. Kedua itu adalah kumpulan titik arwah para manusia yang terus berbuat baik selama hidup di dunia.
Bagi yang bekerja menebar kebaikan untuk sesama pada siang hari, mereka berkumpul menjadi matahari. Begitu pun saat malam, mereka yang meninggal dalam kebaikan menjelma menjadi bulan.
Ibu kembali mengisahkan cerita dari kakek sebagai pengantar saya tidur. Saya memang dengan sengaja meminta perhatian ibu setelah ia sibuk bekerja seharian, untuk mau meluangkan waktu, membaca apa pun cerita sebelum saya tidur.
Saya bukan tidak berani tidur sendiri. Saya pun bukan tidak bisa baca buku cerita sendiri. Saya hanya ingin ditemani ibu. Cukuplah seharian saya bermain bersama robot-robot yang memang asyik, tetapi tidak punya hati dan tidak nyata saat diajak bicara itu. Laptop itu, ponsel itu, televisi itu, menyenangkan memang. Saya tetap merasa sendirian.
Kendati saya sudah mendengar cerita itu, saya pura-pura bertanya, sekadar berharap ibu lebih banyak lagi bercerita. Sekali-kali ibu juga pandai mengarang saya lihat. Ceritanya dirangkai begitu rupa dengan dasar yang seperti masuk akal.
Ketika saya bertanya, "Bagaimana bisa matahari dan bulan itu adalah arwah-arwah orang baik," ibu akan menjawab, "Lihatlah, mereka begitu terang bukan? Kau pasti bisa menemukan arah jalan lewat sinarnya. Seperti itulah orang baik. Selalu memberi jalan keluar setiap ada masalah."
Ibu tersenyum. Saya mengambil sebuah bantal, lantas meletakkannya di bawah punggung, agar bisa menyandarkan diri dengan nyaman di dinding sembari mendengar cerita tambahan dari ibu.
Ya, itu memang tambahan. Awalnya tidak ada, kata ibu. Selama ia mendengar cerita dari kakek secara langsung, ia hanya menerima kenyataan bahwa matahari dan bulan adalah kumpulan arwah orang baik. Ia tidak tahu penjelasan mengapa mereka adalah arwah. Setahunya, matahari itu bintang. Bulan itu satelit. Mereka bukan manusia.Â
Sempat ia mengajukan pertanyaan pada kakek, tetapi kakek hanya tersenyum dan mengalihkan dengan nasihat lain.
"Besok, kalau sudah besar, sebaik-baiknya kamu menuntut ilmu, jadilah berguna bagi orang lain. Belum pula kamu selesai menuntut ilmu, tetaplah jadi berguna bagi orang lain. Tidak ada alasan untuk tidak jadi orang baik, dengan ada atau tidak ilmu di tangan kita. Ilmu hanya melengkapi kebaikan menjadi lebih sempurna."