Cerpen: Kota Para Komentator

Kunjungan saya kedua ke kota ini beberapa tahun berikutnya sudah sedikit menyenangkan. Sebagian penduduk sudah bisa mengendalikan diri dalam berkomentar. Tidak ada lagi yang menanyakan saya sudah menikah atau belum.

Wisatawan luar kota juga mulai berdatangan, pertanda keadaan sudah lebih nyaman. Sekolah berkomentar itu masih berdiri, tetapi tinggal sedikit muridnya. Agaknya, sebelum berkomentar, orang memang perlu dididik dahulu. Tidak sembarang komentar bisa dilontarkan.

....

Jakarta

30 Agustus 2021

Sang Babu Rakyat