Cerpen Lorong Gelap termasuk salah satu Cerpen Pilihan Kompas 2018.
Tamu
Seperti judul, cerpen ini bercerita terkait seseorang yang baru pindahan dan kedatangan tamu bernama Manggolo. Ia bercerita seputar kehebatan anaknya, Suroto, seorang pemilik foto studio satu-satunya di kota itu.
Manggolo tidak tahu malu karena setiap sore pasti keluar rumah, mendatangi sekian banyak rumah, untuk minta kopi dan rokok. Ia menjelek-jelekan menantunya -- istri Suroto -- sebab pelit dan berasal dari keluarga pengemis. Tetangga pun tidak terlewat dijelekkannya, ketika tidak bisa menyajikan kopi secara nikmat.
Di tengah cerita, diulas bagaimana orang pindahan itu bertemu Tini -- istrinya -- dan kemudian mereka menikah. TIni lama-kelamaan tidak suka sikap Manggolo. Ia pun kian ke sini tidak menyajikan kopi lagi.
Belakangan diketahui, Suroto suka memotret orang-orang yang mati kebakaran. Dalam diamnya, Tini berdoa, agar Suroto sekali waktu bersama istrinya pergi meninggalkan rumah, sehingga Manggolo meracik kopi sendiri dalam rumah. Lalu, tanpa sengaja, rumah itu terbakar karena Manggolo lalai. Suroto pun memotretnya.
Mengangkat cerita tentang tamu yang sangat usil, cerpen ini terpilih dalam Cerpen Pilihan Kompas 2019.Â
Akhir kata...
Terima kasih banyak, Bapak Budi Darma, atas ilmu dari Bapak. Saya yang awalnya buta menulis cerpen, sekarang jadi bisa. Saya sedikit banyak meniru gaya Bapak menulis.
Bagaimana menyisipkan nilai-nilai kehidupan yang sarat kebaikan sebagai pesan moral cerpen yang tentu diharap dilakukan banyak orang. Karya-karya Bapak akan selalu saya kenang sebagai salah satu inspirasi terbaik dalam hidup saya.
Selamat jalan, salah satu sastrawan terbaik Indonesia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!