Kalau boleh saya berpendapat, sebagian masyarakat kita sebetulnya tidak kurang pintar dalam berkreativitas. Sayangnya, beberapa di antaranya suka salah jalan. Memanfaatkan kepintaran dan kecerdikan untuk perilaku kejahatan.
Tentu, membuat surat swab sebagaimana persis dengan asli butuh keterampilan. Mempromosikan jasa mereka sesembunyi mungkin lewat media sosial butuh kecerdikan.
Pada sisi lain, semakin beragam pula pemanfaatan situasi di tengah kesusahan banyak orang semasa pandemi. Dulu ada penimbunan masker sehingga harganya selangit.Â
Pemberian harga tidak wajar baru-baru ini juga terjadi pada produk susu dan kelapa hijau, yang dipercaya mendukung penyembuhan Covid-19. Nahas, sebagian masyarakat gagal belajar dari pengalaman. Terulang kembali peristiwa sama. Kita seperti mundur ke bulan-bulan lalu.Â
"Wes angel-angel" (baca: sudah sulit diubah). Mengapa harus berkreativitas untuk hal-hal yang negatif?
Dampaknya...
Sebagai bos yang baik, para pimpinan wajib memberi hukuman. Sudah pasti, untuk oknum bersangkutan, akan mendapatkannya, entah itu penurunan jabatan, pengurangan penghasilan, bahkan sampai pemecatan.
Yang saya harapkan, semoga peristiwa ini tidak disamaratakan oleh seluruh bos. Masih ada pekerja yang benar-benar sakit karena positif Covid-19 dan perlu mendapat perawatan.
Bos yang baik seyogianya pandai memilih dan memastikan mana yang jujur dan mana yang bohong. Semua kembali ke kebijaksanaan bos dan pengalamannya selama mengenal karakter pekerja.
Akhir kata...
Biarlah yang melakukan tindak kejahatan dihukum. Yang masih benar dan lurus-lurus saja, semoga tetap selamat dalam pekerjaannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!