Semata-mata untuk penyelesaian pekerjaan, situasi kondusif dalam interaksi antara bos dan bawahan harus diupayakan berlangsung baik. Tidak ada yang tersinggung tiap-tiap pihak. Tidak ada pula saling merendahkan atau tidak menghormati.
Bawahan bersangkutan harus tetap memandang bos sebagai orang yang lebih tinggi kedudukannya. Lebih pintar pemikirannya. Lebih terampil keahliannya. Seharusnya begitu, jika sistem pemilihan bos tidak asal tunjuk.Â
Pemahaman tersebut membuat bawahan seyogianya tetap menghormati kendati umur bos lebih muda. Perasaan-perasaan tidak suka dan enggan diperintah tidaklah dipandang sebagai satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih.Â
Profesional sebagai bawahan lebih diutamakan. Mengerjakan pekerjaan secara teknis berdasarkan instruksi bos sampai selesai.
Pada satu sisi, bos muda juga sebaiknya tidak membeda-bedakan perlakuan, baik kepada bawahan tua maupun bawahan lebih muda. Bukan berarti bawahan lebih muda tidak dihormati selayaknya kepada bawahan tua.
Akhir kata...
Baik bos maupun bawahan, keduanya punya peran masing-masing dalam menyelesaikan pekerjaan. Keduanya pun bertugas memajukan perusahaan, dengan minimalisir gangguan-gangguan dalam interaksi sehari-hari.
Bila keduanya dapat saling mengerti dan memosisikan tiap-tiap pihak sebagai sosok yang wajib dihormati (tanpa memandang usia), besar kemungkinan sinergi dan kerja sama dapat terus terjalin.
Bos membantu bawahan bekerja dengan memberi arahan. Bawahan memberi umpan balik berupa penyelesaian pekerjaan kepada bos.Â
Baik bos maupun bawahan, masing-masing ternilai baik dalam bersikap.
...