Menjelaskan titik tolak analisis
Tulisan berupa opini akan membahas sebuah masalah. Taruhlah seperti ilustrasi, seputar humaniora. Pertama, penulis pasti mengulas masalah secara lengkap, berupa penyebab, tanggal kejadian, pihak yang terlibat, dan seterusnya.
Lalu, penulis melakukan analisis menggunakan logika pikirnya atau teori yang telah ditemukan. Para pembaca perlu tahu hal ini. Semata-mata agar pendapatnya bukan omong kosong.
Analisis dan sudut pandangnya dapat dipertanggungjawabkan secara logis menurut teori yang dipakainya. Memperkuat tulisan sehingga lebih berbobot.
Mengakui tulisan kita apa adanya
Pemikiran orang biarlah pemikiran orang. Teori yang ditemukan orang juga milik orang. Bukan dialihbahasakan, dirangkai kembali kalimatnya, sehingga seolah-olah kita akui menjadi milik pribadi.
Hati-hati! Penulis tidak boleh melakukan itu.Â
Jika memang mengutip, patut dituliskan sumbernya. Sebaiknya pula tidak mengurangi atau menambahkan teori yang telah diciptakan, baik kata, kalimat, maupun tanda baca.
Kita harus kesatria, mengakui mana tulisan hasil pemikiran sendiri, mana yang punya orang. Jangan karena ingin terlihat hebat, mampu berpikir cerdas, jadinya tidak menyertakan sumber. Jika penulis aslinya membaca, bisa dituntut sebuah plagiat.
Menghargai penemuan penulis
Teori yang telah dibukukan tidak ditemukan dalam hitungan jam, hari, atau bulan. Begitu lama, berdasarkan proses penelitian dan pengalaman, yang di dalamnya banyak tetes keringat dan olah otak penemunya.