Menjelang akhir tahun, seorang lelaki bersiap-siap mengatur agenda. Tepat setelah informasi hari merah tahun depan diberitakan di media, ia segera mengunduhnya dan melihat satu demi satu.
Ia membuka situs pemesanan tiket. Ia mencari objek wisata yang menarik. Ia pilih dan sesuaikan semua itu dengan hari merah yang berdekatan. Ia senang, harpitnas tahun depan tidak begitu banyak.
Harpitnas merupakan istilah ringan dan lucu-lucuan -- tidak ada resminya -- yang berlaku di kalangan pekerja. Tidak diatur siapa-siapa, tersimpulkan sendiri dari hasil pengamatan hari-hari libur.Â
Kepanjangannya, hari terjepit nasional. Ini merupakan hari kerja yang ada di antara dua hari libur. Alias diapit.
Dialami oleh sebagian besar pekerja. Mengapa? Karena tidak semua memperoleh hari libur pada Sabtu dan Minggu. Masih ada yang enam hari bekerja. Hari Sabtu masuk.
Nonstop seminggu pun ada -- biasanya shift-shiftan, setengah hari bekerja. Untuk pekerja jenis ini, ia diperbolehkan bebas mengambil sembarang hari libur satu dua hari dalam sebulan. Diatur oleh kebijakan internal perusahaan.
Macam-macam harpitnas
Berapa catatan jumlah harpitnas Anda tahun ini? Harpitnas dapat terjadi di hari Jumat, di mana Kamis sebelumnya dan Sabtu setelahnya libur. Atau, hari Senin, di mana Minggu sebelumnya dan Selasa setelahnya libur.
Untuk contoh kedua, besok Senin, 31 Mei 2021 adalah salah satunya. Selasa, 1 Juni adalah libur, memperingati hari lahir Pancasila. Tidak menutup kemungkinan, meskipun jarang, harpitnas terjadi juga di antara kedua tanggal merah (hari libur nasional).
Tidak bisa liburan jauh-jauh
Tentu, sesekali, sebagian kita sedih jika harpitnas sering-sering terjadi. Sebaliknya, jika tidak ada, kita bersorak gembira. Kita bisa mengatur liburan dengan tenang.
Pergi ke tempat jauh yang membutuhkan beberapa hari dapat teragendakan. Dari transportasi, penginapan, jalan-jalan di tempat wisata, menikmati kuliner, dan lainnya, semua dapat terakomodasi dalam hari libur yang berentetan.
Cepat-cepatlah kita tentukan tujuan wisata -- seperti ilustrasi di atas. Baik yang belum pernah maupun sudah tetapi menyimpan kenangan. Segera kita persiapkan hotel tempat singgah.Â
Para penjaja makanan kuliner khas setempat pun kelimpahan rezeki. Pengunjung yang datang membeludak dibanding hari biasa adalah sumber pundi-pundi bagi mereka.
Ya, jujur, pada kenyataan, deretan libur panjang tanpa harpitnas disukai para pekerja yang hobi melancong. Bagi yang lain, senang pula karena dapat menghabiskan waktu lebih lama bersama keluarga di rumah. Atau, beristirahat lebih panjang sebab kelelahan rutinitas pekerjaan. Banyak ragam cara orang menghabiskannya.
Aura bekerja masih terpengaruh libur
Tidak bisa dimungkiri, oleh sebab harpitnas berada di antara hari libur -- semisal akhir pekan Sabtu Minggu dan tanggal merah Selasa -- sebagian kita masih menganggapnya seperti "libur".
Energi untuk bekerja belum kumpul sepenuhnya. Kita masih terbawa dengan kesenangan liburan. Tidak terlalu fokus menyelesaikan pekerjaan kala harpitnas itu.Â
Terasa tanggung saja. Ada sedikit beban dan rasa malas untuk memulainya. Kalau bisa langsung lompat ke hari libur selanjutnya, lompat dah! Hahaha...
Maka tidak heran, untuk tidak mengurangi euforia liburan, dan juga karena ada keperluan, sebagian kita sering mengambil cuti waktu harpitnas. Jatah cuti tahunan berkurang, barang satu dua hari.
Pada sisi lain, pernah pula harga tiket transportasi melonjak naik ketika libur panjang. Permintaan pasti meningkat, sementara penawaran kursi transportasi terbatas.Â
Para perancang liburan akan memesan tiket jauh-jauh hari. Biasanya, sehari setelah daftar hari libur diumumkan. Situs penyedia jasa transportasi menjadi lama diakses. Banyak yang mengunjunginya.
Bila perusahaan transportasi jeli, pasti mereka memanfaatkannya dengan menambah armada. Lumayan, tambahan penghasilan yang sesekali belum tentu ada.
Akhir kata...
Fenomena harpitnas sulit dihindari terjadi dari tahun ke tahun. Barang satu dua, kerap ada. Harpitnas hakikatnya adalah hari kerja. Bukan pengganggu liburan.
Para pekerja wajib menerimanya sebagai hari yang tidak berbeda dengan hari kerja lain. Sudah siapkah dan seberapa sadarkah Anda harus bekerja sebaik-baiknya kala harpitnas?
Besok Harpitnas, euy! Tetap semangat bekerja, ya!
...
Jakarta
30 Mei 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H