Ini juga tentu diperhatikan. Meskipun cantik dan pandai hewan itu, jika pergerakannya tidak direkam dengan perangkat berkualitas, sehingga gambarnya kabur dan macet, sedikit banyak mengurangi kenikmatan penonton.
Semakin bagus kualitas videonya, orang akan semakin betah menonton sampai akhir. Seluruh iklan dilewati begitu saja dengan ikhlas, demi kepuasan menanti akhir cerita.
Saya jadi tertarik...
Berhubung saya punya beberapa hewan (baca: ikan), saya jadi tertarik mengartiskan mereka. Mana tahu, ada penontonnya. Lagi pula, saya cukup rutin dan apik memelihara ikan. Ini sekadar karena saya memang hobi -- menuju fanatik -- memelihara ikan.
hewan peliharaan -- dengan mempertimbangkan hal-hal yang perlu diperhatikan di atas -- boleh dicoba dijadikan konten di media sosial.
Apa salahnya jika saya mencobanya? Anda pun begitu. Kebahagiaan bersamaLumayan, satu alternatif ladang penghasilan baru di era yang sulit pekerjaan karena Covid-19. Bagi kita yang tidak percaya diri menampilkan wajah di media sosial, ini begitu berpihak.Â
Kita bisa menyensor wajah dan menampilkan hanya tangan atau kaki, ketika berinteraksi dengan hewan. Bila tidak mau bersuara, tampilkan saja teks berjalan di video. Fokus utamanya adalah wujud hewan dan tingkahnya keseluruhan.
Bagaimana, Anda tertarik?
...
Jakarta
27 Mei 2021