Reaksi penonton
Mengapa saya bilang memikat? Tidak tanggung-tanggung, coba Anda tengok video Otter itu. Yang melihat berjumlah sekitar 9,3 juta pasang mata. Akunnya punya kurang lebih 658 ribu subscriber.
Disukai 243 ribuan akun dan tidak disukai 6,2 ribuan akun. Tersimpulkan, sebagian besar menikmati video. Menonton seekor Otter bersama pemilik yang tidak kelihatan penampakannya (hanya tangan, sesekali kalau terlihat muka pun disensor).
Video itu memang fokus kepada si Otter sebagai artis utama. Berapa penghasilan yang didapat? Anda bayangkan sendiri. Terutama, dari iklan-iklan yang menghiasi video itu.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
Adalah sebuah ide yang unik, memperlihatkan perilaku binatang sebagai konten di media sosial. Di luar eksploitasi berlebihan (si binatang tidak dipaksa dan memang ia suka), kelucuan, kepolosan, dan kepatuhan yang disajikannya begitu ampuh menghibur banyak orang.
Pemilik mungkin ingin berbagi kebahagiaan merawat binatang. Mungkin pula mau berbagi tip-tip bagaimana memelihara sebaik-baiknya, mulai dari jenis pakan, cara memandikan, kondisi kandang, tempat bermain, dan lainnya.Â
Bersamaan itu, masuk juga sejumlah uang ke dalam pundi-pundinya. Lumayan menguntungkan. Tetapi, ada beberapa hal yang pasti menjadi perhatian mereka agar videonya menarik banyak penonton. Saya lihat dari kacamata seorang pengamat dan penikmat.
Biaya perawatan
Tidak kecil jumlah uang yang dikeluarkan untuk merawat bulu kucing. Memandikan anjing di salon hewan pun butuh biaya. Jika dikerjakan dalam rumah, berbagai peralatan harus dibeli.
Mulai dari bak mandi, sisir hewan -- tidak sembarangan, apalagi untuk yang berbulu tebal -- , pengering rambut sendiri, kotak kandang, dan lainnya, yang semuanya tentu eye cacthing, agar menarik saat direkam.