Selain itu, akhir-akhir ini saya sempat menonton debat tentang agama. Selalu hangat untuk didebatkan. Meskipun saya sadar benar, adakalanya perbedaan tentang agama tidak untuk didebatkan, melainkan dengan lapang dada diterima.
Lantas, mengapa sebagian kita suka sekali berdebat dengan orang?
Mempertanyakan keaslian data
Sebagian kita mungkin terpukau dengan kehebatan kualitas pendapat seseorang. Lalu, hendak bertanya apa dasarnya sehingga tersimpulkan pendapat tersebut.
Seharusnya, sebelum pendapat diajukan, bagian pertama sebagai landasan, orang akan menyajikan data dan fakta dari berbagai sumber. Pendebat pasti menanyakan dari mana data diperoleh.
Apakah dari portal berita tepercaya? Apakah sebuah penelitian terdahulu dari orang atau lembaga? Dengan berhasil membuktikan bahwa data yang digunakan abal-abal, secara langsung ada kepuasan pada sisi pendebat. Pendapat yang diajukan gugur dengan sendirinya.
Menguji logika orang
Pendebat ingin menguji bagaimana orang menyusun logika dalam menyimpulkan pendapat. Berbagai pertanyaan diajukan seputar masalah, untuk menilai kerangka sistematis berpikirnya.
Apakah kesimpulan secara komprehensif telah mewakili hasil analisis? Atau, sekadar pendapat subjektif, bukan objektif? Kepandaian seseorang terlihat dari caranya menyusun logika.
Mempertahankan pendapat
Dari sisi yang didebat, ada kebanggaan tersendiri jika pendapatnya sukses dipertahankan selepas melewati ujian pertanyaan. Ia dapat menjawab semua sanggahan dan keraguan akan cara berpikirnya.