Seorang lelaki terdiam. Ia menoleh ke kanan dan kiri. Tidak seperti biasanya. Kosong. Sepedanya tersangga begitu saja. "Pak, tempat parkirnya sudah pindah. Di sebelah sana ya, Pak," seru seorang satpam sedikit berteriak, seraya menunjuk sebuah lokasi.
Lelaki itu segera menaiki sepedanya. Tidak berapa lama, ia sampai. Kali ini ia kembali terdiam. Sesuatu yang luar biasa indah terpampang di depan matanya.
Hari ini saya mendapat jadwal bekerja dari kantor. Seminggu, minimal dua kali. Beberapa waktu terakhir saya berangkat dengan ojek daring. Pagi tadi saya memilih bersepeda.
Ada hal berbeda dari biasanya. Pada tempat parkir baru, tersaji lukisan di dinding yang begitu menarik. Aneka ragam warna menyukakan hati saya, yang adalah seorang pecinta seni.Â
Walau untuk memahami detailnya, saya perlu sedikit waktu. Bahkan, sudah lama pun, ada sebagian gambar yang saya tetap gagal mengerti. Itulah seni. Yang lebih tahu hanya senimannya.
Mural di dinding parkir kantor
Namanya Mural. Menurut KBBI, ia adalah lukisan pada dinding. Berdasarkansecara luas pengertian Mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok, atau media luas lainnya yang bersifat permanen.
Dari mural di kantor, berhubung berlokasi di parkiran sepeda, lukisannya masih seputar dunia sepeda. Ada gambar tubuh pesepeda bagian tengah ke bawah yang sedang mengayuh sepeda.
Celananya pendek berwarna biru muda. Ada bendera Merah Putih di sisi kanan celana. Kaosnya kuning cerah. Di sekitarnya ada suasana merah kekuning-kuningan yang menambah keceriaan.
Pada gambar satunya, ditampilkan berbagai bangun dua dimensi, seperti kotak, lingkaran, segitiga, persegi panjang, bersama gambar abstrak lainnya, diselimuti warna-warna cantik dan memikat.
Grafiti di dekat kediaman
Sedangkan di dekat tempat saya tinggal, ada teman baik Mural. Namanya Grafiti. Sama-sama lukisan di dinding, hanya Grafiti lebih menekankan bentuknya pada kata-kata.
Masih dari imural.id:
Grafiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu.Â
Grafiti lebih sering menggunakan cat semprot, sedangkan Mural memakai cat air. Grafiti yang saya abadikan seperti di bawah, agak samar kata-katanya, karena dilukiskan bertumpuk.
grafiti, ada campuran Mural berupa gambar kepala dan wajah seseorang yang cukup besar, seperti laki-laki.
Tetapi, semuanya terlihat tetap keren. Ada warna biru metalik mendominasi. Pada satuKedua grafiti di atas ada di gang sempit yang cukup padat penduduknya. Tentu, inisiatif warga yang memulainya, agar membuat lingkungan lebih nyaman untuk ditinggali.
Vandalisme sebagai musuh
Lingkungan. Namanya Vandalisme. Lebih lengkapnya diartikan dalam KBBI:
Ada sesuatu yang tercatat sebagai musuh Grafiti dan Mural. Karena itu pula tulisan ini tayang di kanal- perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain (keindahan alam dan sebagainya)
- perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas
Jika Anda pernah melihat coretan kata-kata mengandung unsur kebencian, kata-kata kotor, umpatan, cacian, dan makian pada dinding-dinding ruang publik, itu termasuk vandalisme.
Saya jadi berpikir, mengapa tidak kita kumpulkan saja para pelaku vandalisme itu, lalu dibina dan dikembangkan kemampuannya oleh seniman mural dan grafiti, sehingga bisa melukis keduanya?Â
Perusakan lingkungan lewat ketidaksedapan pandangan mata tentu berkurang. Selain itu, kegemaran mereka mencorat-coret tembok menjadi lebih berguna.
Kehadiran mural dan grafiti bagi manusia
Anda pasti sepakat, baik Mural maupun Grafiti adalah sebuah seni yang indah. Kehadirannya punya nilai tambah. Selain bisa menjadi ladang penghasilan bagi seniman yang dipekerjakan, ada lagi manfaatnya:
Menggembirakan hati
Bagi pecinta warna, pasti perhatiannya tersita sejenak. Permainan gradasi warna dari terang menyala, sedikit pudar, agak tipis, sampai samar-samar, yang diatur sedemikian rupa, mampu memikat mata.
Saya sendiri sebagai pecinta warna biru suka memandangnya. Ada kesegaran air laut sekilas terasa. Ada semangat dalam warna muda birunya. Apalagi jika ditampilkan bersih. Betapa indah.
Lingkungan menjadi asyik
Saya tahu, dinding awal grafiti di dekat kediaman sungguh jelek. Ada tembok yang retak-retak. Warnanya pun begitu kusam. Setelah dicat kembali dan terlukis grafiti, hal itu tidak tampak lagi.Â
Beberapa anak dan ibu-ibu saya lihat sering bermain dan ngobrol di dekatnya. Dinding itu menjelma menjadi lingkungan berkumpul dan bercengkerama yang asyik.
Objek foto-foto
Karena keunikan gambar dan keindahan warna, sangat besar potensinya, mural dan grafiti menjadi objek foto-foto -- bahasa gaulnya instagrammabel -- bagi sebagian orang.Â
Jika daerah itu adalah tempat wisata, dapat mendatangkan lebih banyak pengunjung. Jika bukan, apa salahnya dijadikan tempat wisata lewat keindahan mural dan grafiti?
Sumber imajinasi
Apa yang Anda dapat dari Mural 3? Selintas ada gambar roda sepeda berjari-jari besi, dengan dominasi warna kuning di dalamnya. Bila lebih cermat, seolah-olah ada wajah seseorang dengan mulut terbuka lebar dan mata terbelalak.
Banyak imajinasi yang bisa terbentuk dari sana. Dari itu pula dan terangsang berbagai ragam warnanya juga, saya terinspirasi untuk menulis artikel ini. Gambar-gambar indah yang memancing imajinasi dan inspirasi.
Jika terus dikembangkan dan diberikan tempat seluas-luasnya dalam berkarya, Mural dan Grafiti akan efektif memperindah lingkungan sekitar kita. Vandalisme berkurang, bahkan bisa hilang. Lingkungan menjadi lebih nyaman dan enak dipandang mata.
...
Jakarta
18 Mei 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H