Suasana warung yang menarik
Sesekali kita butuh menyegarkan mata. Dengan makan mi di tempat, apalagi warung langganan, kita beroleh pemandangan baru -- tidak hanya rumah -- sehingga menambah kesukaan dan lebih bahagia.
Ada dinding-dinding warung yang penuh kenangan. Ada lantai yang bersih dan begitu unik -- warung langganan saya di kampung masih beralas tanah. Ada mangkuk dan peralatan makan yang mengulas ingatan. Sudah serasa rumah, karena begitu menyamankan.
Kebebasan tambah kondimen
Dengan makan di tempat, kita boleh leluasa mengambil kondimen dalam jumlah banyak. Tersedia sambal di kotak kecil, kecap dan saus dalam botol, merica bubuk, garam, sesekali daun bawang di mangkuk.
Ini tidak menambah harga. Bagi yang suka sekali pedas seperti saya, menyantap di tempat sangat menolong. Saya tidak perlu repot-repot mencari sambal tambahan di rumah.
Adanya percakapan seru
Adakalanya makan di tempat dipilih karena bisa bertemu banyak orang. Timbul percakapan hangat dan ringan antarteman. Bisa menjadi alternatif lokasi memadu kasih dengan pasangan.
Atau, bercengkerama dengan penjualnya yang adalah langganan, juga tidak kalah seru. Bertanya seputar kabar pribadi atau polemik harga bahan baku mi ayam di pasar, terjadi dengan sendirinya.
Karena hal-hal inilah, makan mi ayam di tempat punya keasyikan tersendiri. Tidak ada yang bisa menggantikan. Bahkan, saya pernah nambah dua kali, saking nyaman, begitu lezat, dan serunya bercakap dengan si penjual.
Tentu, saat ini, kita perlu berhati-hati dan waspada. Sebisa mungkin menghindari kerumunan. Saya percaya, akan datang masanya, kita bisa leluasa kembali makan mi ayam di tempat, tanpa ketakutan dan kerepotan bermasker seperti sekarang.