Jika lotre berupa uang, belum dapat pun, kita sudah berandai-andai ingin membeli sesuatu dibiayai darinya. Semisal, lotre bernilai sepuluh juta. Awalnya kita hendak membeli motor seharga sepuluh juta dengan uang pribadi.
Sekilas lewat khayalan, terlintas hasrat untuk membeli motor yang dua puluh juta. Sepuluh juta dari uang pribadi dan sepuluh juta dari lotre. Bila bisa dapat lebih bagus, mengapa tidak? Kenyataannya, kita dilatih mencukupkan diri dengan motor seharga sepuluh juta saja. Kita tidak dapat lotre.
Memang belum beruntung
Terakhir, percaya atau tidak, kita belum beruntung. Belum waktunya kita mendapat undian. Mungkin bisa dicoba saat lain hari. Jika lain hari belum dapat, masih ada hari-hari lainnya lagi. Segala sesuatu indah pada waktunya.
Meskipun hanya pemikiran sederhana, kelima pendapat itu mampu perlahan menghapus kekecewaan hati saya. Ia mulai rela dan sedikit demi sedikit menerima kenyataan. Akhirnya, ia dapat bergembira dengan tidak terlalu berharap dari undian.
Semoga pemikiran otak saya bermanfaat bagi Anda. Kalau memang kita langka mendapat undian, jangan menyalahkan siapa-siapa. Memang itulah keadaannya. Disyukuri saja.
"Semua sudah siap?" tanya pembawa acara. Seluruh sudut ruangan penuh sorakan. Hawa udara semakin panas. Beberapa orang terlihat berdiri, berdesakan ke depan, menggebu-gebu, ingin mendapat hadiah.
Pemuda itu mendongakkan kepala. Ia memasang telinga tajam-tajam. Matanya fokus pada sesuatu yang baru saja ditarik pembawa acara dari dalam kotak undian. "Selamat kepada Ibu B!" kata pembawa acara. Pemuda itu kembali tertunduk. Ia menyobek-nyobek tumpukan kertas di tangannya.
...
Jakarta
7 Mei 2021