Akhirnya, selesai acara, otak saya begitu kasihan melihat kekecewaan mendalam yang dialami hati saya. Mengapa pulang selalu dengan tangan kosong? Ia tidak tega. Ia berusaha memikirkan beberapa hipotesis yang ia bangun untuk menghibur hati saya. Â
Rezeki bukan dari situ
Hidup tiap-tiap orang sudah diatur rezekinya. Jika bukan dari undian, ada cara lain Yang Kuasa memberi nafkah. Yang perlu dipercayai adalah selama kita berharap terus pada-Nya, Ia akan memelihara kita.
Yang Kuasa tidak akan meninggalkan umat-Nya yang patuh dan setia menjalankan perintah-Nya. Pintu rezeki akan dibuka dari mana saja, tidak hanya lewat undian.
Dipercaya mampu mengupayakan
Kita dipandang Yang Kuasa punya kemampuan lebih untuk mencari dan mendapatkan hadiah yang diundikan itu, melalui bekerja dengan keringat sendiri. Atau, kekayaan kita cukup untuk membelinya.
Yang Kuasa ingin umat-Nya berkembang dewasa dengan mental mandiri, sebisa mungkin berjuang melalui upaya pribadi, tanpa berharap lebih dari undian yang tidak bisa ditebak itu.
Ada orang lain yang lebih membutuhkan
Lotre itu merupakan hak orang lain, yang sekiranya lebih membutuhkan. Tidak dapat dimungkiri, ada orang-orang di sekitar yang keadaannya lebih miris dari kita. Untuk makan saja susah.
Kenyataan di lapangan, saya kerap menemui orang seperti itu sering mendapat undian. Apakah memang itu telah ditakdirkan untuk menolong dan menghiburnya dari penderitaan?
Belajar mencukupkan diri