Berhati-hati dalam berucap dan berbuat
Terbiasa berpikir bijak membuat saya betul-betul menjaga perilaku dan ucapan. Apakah perkataan saya menyakiti hati orang? Atau, dapat memberi semangat bagi yang lesu?
Apakah perbuatan saya menghasilkan banyak manfaat? Kerugian-kerugian apa yang harus saya tebus dengan meminta maaf? Berapa orang yang sudah saya lukai? Semua diatur sebaik mungkin dengan kebijaksanaan.
Menjaga nama baik
Dampak domino dari bersikap hati-hati adalah nama baik kita terjaga. Ini penting. Bagi saya pribadi, nama baik adalah segala-galanya. Orang bisa percaya karena nama baik.
Kita bisa diterima lebih mudah dalam setiap komunitas sebab nama baik. Menjaga nama baik pribadi secara langsung berdampak mengangkat derajat nama keluarga. Jangan sampai saya mencorengnya.Â
Sarana latihan dan saluran kebijaksanaan saya
Selain membaca, saya juga melatih kebijaksanaan pikir melalui tulisan. Platform blogging Kompasiana saya pilih, untuk mencurahkan dan menguji, apakah pola pikir saya bijak atau tidak?
Apakah saya berhasil menyerap hasil bacaan dari kitab? Apakah tulisan saya bermanfaat? Saya kerap pula membaca kembali tulisan-tulisan lama, serta menilainya. Menantang otak untuk menggali lagi sisi kekurangan dan kelebihan dari setiap tulisan. Tentu harapannya, lebih bermanfaat daripada merugikan.
Wasana kata
Tidak ada jaminan bahwa orangtua selalu bijak. Tidak ada jaminan pula bahwa anak kemarin sore tidak bisa bijak. Sekarang kita lihat, banyak perusahaan sukses karena pemikiran anak muda. Ada pula anak muda yang menjabat di pemerintahan. Itu bukti, bahwa anak muda juga bisa berpikir bijak.