Mama secara langsung bilang, bangga melihat saya berprestasi. Semasa pandemi, dia senang menyaksikan saya menulis cerpen dan mencetak lima buku. Beliau meminta beberapa dikirim ke rumah dan seketika saya lakukan.
Sempat beliau tertawa membaca salah satu cerpen saya. Beliau semakin bangga, melihat saya mendapat banyak apresiasi di facebook -- saya berteman dengan akun beliau.
Setidaknya, kebahagiaan itu mampu menghilangkan stresnya. Tidak bisa ke mana-mana, penyakit tua yang selalu datang, dan uang di dompet yang terkadang kembang kempis. Saya selalu tanya, apakah masih ada uang. Beliau selalu jawab, masih. Ah, Mama memang paling pintar berbohong. Padahal hanya ingin tidak merepotkan.
Jaga nama baik
Berhubung FB saya berteman dengan beliau, beliau berharap saya jangan aneh-aneh waktu berinteraksi di media sosial. Jangan memicu perdebatan yang tidak perlu.
Bertutur kata yang sopan. Jaga nama baik keluarga. Mau tidak mau, saya kerjakan, karena dipantau terus oleh akun beliau. Tanpa diminta pun, saya tetap kerjakan. Karena nama baik bagi saya adalah segalanya.
Tetap sehat
Apakah Anda percaya, kesehatan anak sejalan dengan kesehatan orangtua? Pernahkan kita lihat, semasa bayi, ketika anak sakit, sang ibu akan begitu khawatir? Terkadang panas di bayi akan berpindah ke ibunya, karena kelelahan menjaga.
Seperti itulah harapan Mama. Mama berpesan agar saya terus menjaga kesehatan. Bila saya sehat, beliau juga sehat. Bila saya sakit, beliau akan pikiran dan kemudian sakit.
Karena itu, selama bekerja dari rumah, yang itu tidak menguras aktivitas fisik -- kebanyakan duduk di meja menatap laptop, saya usahakan tetap olahraga bersepeda dan makan makanan bergizi. Istirahat cukup juga saya kerjakan saat sela menulis.
Sebut dalam doa