Bukankah sering terjadi di dunia nyata, perasaan para lelaki terkoyak-koyak bingung. Semua serba salah, padahal petunjuk yang diberikan samar. Sebagian lelaki pasti tertawa.
Mewakili kebiasaan pembaca
Bagian ini mungkin sedikit tabu dan sebagian cerpenis malu mengungkapkannya.
...Mulutnya ternganga. Ia menurunkan ritsletingnya, seperti sesak dan ada sesuatu yang meronta-ronta untuk keluar. Ya, siapa lagi bila tidak adiknya. Bila dia tidak kuat, kakinya akan segera melangkah ke toilet, dan calon-calon orang berguna akan keluar begitu saja. Ia sekilas lupa dengan beban hidupnya...
Di atas penggalan cerpen "Pelajaran Malam Pertama". Kegiatan itu biasa dilakukan kaum lelaki, sebagai ritual bujang atau perilaku duda yang sudah tidak kuat menahan hasrat berahi. Pasti lelaki paham, siapa calon-calon orang berguna itu. Hahaha...
Mewakili perilaku aneh
...Apa yang ada di pikirannya, sehingga bisa-bisanya dia bilang ketek saya baunya enak, lalu dia menciuminya berulang-ulang, hingga terkadang hidungnya dia jejalkan terus-menerus, dan saya pun mau tidak mau tersenyum dan berakhir tertawa karena begitu geli merasakan beberapa bulu hidungnya yang keriting itu menyentuh permukaan kulit ketek saya...
Pada cerpen "Kelakuan Aneh Ibu", dengan menggunakan sudut pandang anak balita, saya membahas kebiasaan aneh sebagian ibu yang tidak beralasan, berupa menciumi ketek bayi dan kaki-kakinya.Â
Sekaligus saya ulas kebiasaan mereka yang bilang: "Anak siapa ini, anak siapa ini, gantengnya?" Tentu, sebagai balita akan bingung, masak ibunya lupa sama anaknya sendiri. Hehehe...
Mewakili kepuasan menyindir
Bagaimana ceritanya bila seorang yang diyakini "pintar" berobat ke dokter dan tidak bisa memulihkan diri sendiri? Tentu pandangan orang berubah. Dia dianggap tidak sakti dan orang menjadi malas mendatanginya. Sindiran ini saya temukan di cerpen "Kyai Sepuh" karya Seno Gumira Ajidarma.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!