Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Diskursus atas Cerpen Menghibur

11 April 2021   12:03 Diperbarui: 11 April 2021   12:49 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah sering terjadi di dunia nyata, perasaan para lelaki terkoyak-koyak bingung. Semua serba salah, padahal petunjuk yang diberikan samar. Sebagian lelaki pasti tertawa.

Mewakili kebiasaan pembaca

Bagian ini mungkin sedikit tabu dan sebagian cerpenis malu mengungkapkannya.

...Mulutnya ternganga. Ia menurunkan ritsletingnya, seperti sesak dan ada sesuatu yang meronta-ronta untuk keluar. Ya, siapa lagi bila tidak adiknya. Bila dia tidak kuat, kakinya akan segera melangkah ke toilet, dan calon-calon orang berguna akan keluar begitu saja. Ia sekilas lupa dengan beban hidupnya...

Di atas penggalan cerpen "Pelajaran Malam Pertama". Kegiatan itu biasa dilakukan kaum lelaki, sebagai ritual bujang atau perilaku duda yang sudah tidak kuat menahan hasrat berahi. Pasti lelaki paham, siapa calon-calon orang berguna itu. Hahaha...

Mewakili perilaku aneh

...Apa yang ada di pikirannya, sehingga bisa-bisanya dia bilang ketek saya baunya enak, lalu dia menciuminya berulang-ulang, hingga terkadang hidungnya dia jejalkan terus-menerus, dan saya pun mau tidak mau tersenyum dan berakhir tertawa karena begitu geli merasakan beberapa bulu hidungnya yang keriting itu menyentuh permukaan kulit ketek saya...

Pada cerpen "Kelakuan Aneh Ibu", dengan menggunakan sudut pandang anak balita, saya membahas kebiasaan aneh sebagian ibu yang tidak beralasan, berupa menciumi ketek bayi dan kaki-kakinya. 

Sekaligus saya ulas kebiasaan mereka yang bilang: "Anak siapa ini, anak siapa ini, gantengnya?" Tentu, sebagai balita akan bingung, masak ibunya lupa sama anaknya sendiri. Hehehe...

Mewakili kepuasan menyindir

Bagaimana ceritanya bila seorang yang diyakini "pintar" berobat ke dokter dan tidak bisa memulihkan diri sendiri? Tentu pandangan orang berubah. Dia dianggap tidak sakti dan orang menjadi malas mendatanginya. Sindiran ini saya temukan di cerpen "Kyai Sepuh" karya Seno Gumira Ajidarma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun