Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tempat-tempat Saya Bermain dalam Cerpen

5 April 2021   08:11 Diperbarui: 7 April 2021   19:16 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat cerpen (pexels.com/Lisa Fotios)

Ini tentunya ide utama. Rata-rata cerpen pasti ada konflik dan penyelesaiannya--entah selesai atau menggantung. Tidak perlu dahsyat-dahsyat mencari konflik. Tanpa dicari pun, konflik begitu dekat dengan kita.

Semisal, masalah pekerjaan, ketidakharmonisan hubungan keluarga, orangtua yang terlalu arogan, anak yang begitu bandel, dan seterusnya, yang Anda lebih tahu pastinya.

"Dia harus cepat-cepat menyelesaikan ketikannya. Dia tidak mau kali ini lewat begitu saja. Sudah banyak percintaan yang dilaluinya dan selalu kandas karena ini. Para calon mertuanya dulu, menghendakinya selesai skripsi dan menjadi sarjana, baru meminang anak mereka. Mana ada orangtua yang mau memercayakan anaknya pada orang yang tidak jelas masa depannya?"

Pemikiran Tokoh

Bila tokoh yang diciptakan adalah seorang manusia, maka tentu dia punya banyak pikiran. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atas suatu konflik, baik itu keberatan atau pencarian solusi.

Pembaca dan cerpenis saya yakin ada beberapa yang sama pikirannya, kendati ada juga yang berbeda, tergantung sudut pandang masing-masing. Pertanyaan ini membuat cerpen terasa hidup dan mengajak pembaca untuk berdiskusi.

"Apakah kecerahan masa depan hanya diukur dari kelulusan sarjana? Apakah setiap sarjana pasti bisa membahagiakan pasangannya? Bukankah banyak juga sarjana yang pengangguran? Mengapa pekerjaan saya sebagai seniman ini justru dipandang sebelah mata oleh mereka?" gumam pemuda itu dalam hati."

Pesan Moral

Ini diharapkan ada dalam setiap cerpen, sehingga pembaca setelah meluangkan waktu membaca, mendapat manfaat dan hidupnya tercerahkan. 

Meskipun, sebetulnya manfaat tidak sebatas mengajarkan nasihat. Pembaca menjadi terhibur lalu tertawa karena cerpen unik dan lucu, juga terhitung bermanfaat.

"Tiba-tiba dia ingat akan kekasihnya. Dia ingat akan umurnya yang sedikit lagi mencapai batas. Bila tidak sekarang, kapan lagi dia membahagiakan orangtuanya yang sudah sakit-sakitan itu. Akhirnya, dia mengambil waktu sejenak untuk berdoa, memohon hikmat dari Yang Kuasa. Dia tahu, otaknya tidak mampu menyelesaikan skripsi itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun