"Malam itu sudah larut. Bulan bersembunyi di balik awan. Guyuran air hujan jatuh begitu deras membanjiri tanah. Para pedagang di tepi jalan merapikan dagangan. Orang-orang telah rebah di petiduran. Kamar itu masih saja berisik."
Lokasi Kejadian
Saya suka bermain di tempat ini. Benda-benda mati akan saya tampakkan kondisinya sebagai sebuah perasaan yang dialami tokoh. Atau, sekadar menguatkan pekerjaan dari tokoh.
Semisal, kita menulis cerita tentang seorang pelajar. Kita harus belajar mencari jawaban minimal dua pertanyaan, apa dan bagaimana lokasi belajarnya.Â
Saya gambarkan pelajar itu sedang belajar penuh tekanan di meja belajar. Maka, saya akan tuliskan lokasinya yang menggambarkan pelajar itu stres.
"Meja belajar itu begitu berantakan. Bolpoin dan pensil tergeletak di lantai. Buku-buku saling bertumpuk, beberapa bergeser hingga ke tepi meja, hampir jatuh. Taplaknya terlipat tak beraturan, penuh noda dari minuman cokelat pada gelas yang tersenggol dan tumpah. Sebuah laptop terbuka begitu saja. Seorang pemuda meletakkan kepalanya di atas meja, seperti kelelahan."
Penampakan Tokoh
Saya pun suka bermain di sini. Banyak yang bisa dituliskan, karena bentuk fisik orang sehari-hari kita lihat. Dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, bisa digambarkan dengan berbagai sifatnya.
Hidungnya mancung, matanya besar, pipinya gemuk, badannya tinggi, dan seterusnya, tergantung selera kita membentuk orang. Bisa pula dilengkapi dengan kelakuan dan sikapnya.
"Pemuda itu mengangkat kepalanya. Bulu hidungnya begitu panjang, terurai keluar dan menggantung bersama beberapa kotoran yang malas dia bersihkan. Kantung matanya begitu tebal, karena tidak tidur beberapa malam. Rambutnya acak adut, seperti orang gila. Atau mungkin, dia telah berpikir terlalu keras?"
Konflik