Apakah Anda kesulitan menulis cerpen? Sama, saya juga. Beragam pertanyaan menghantui sebelum jari menyentuh laptop, bagian mana dulu yang perlu ditulis, kata apa yang harus dipilih, dan seberapa panjang cerpen tersaji. Akhirnya, apakah semua itu menarik dan memikat?
Belum tentu setiap ide yang terlintas, bisa dituliskan sebegitu gampang. Ide itu harus melewati keempat pertanyaan tadi, sehingga cerpen menjadi berkualitas. Nah, semua bisa terjawab dari belajar.
Awalnya saya buta menulis cerpen. Sekadar mengutarakan perasaan dan mungkin tidak berfaedah karena tidak ada pesan moralnya.Â
Seiring waktu berjalan, saya rasa saya tidak bisa jalan di tempat dan harus berkembang. Kalau tidak, saya akan mati kebosanan.
Maka saya kumpulkanlah buku-buku cerpen pilihan Kompas dari tahun 1971 s.d. 2017 dan saya pelajari karya-karya itu.Â
Dari sana, saya terpukau, ternyata banyak juga yang bisa ditulis dalam sebuah cerpen.
Tentu saya bangga, berarti otak saya masih mampu menyerap hasil pembelajaran. Sehingga, saya hanya perlu menjawab pertanyaan keempat, "Apakah semua itu menarik dan memikat?"
Suasana Alam
Sebagian suka dengan senja. Bila berbicara cinta, perasaan rindu, atau sendu, senja paling memikat untuk ditulis. Saya juga suka. Guratan merah keemasan yang terlukis di langit, bersama kumpulan mega yang berarak indah, pasti berhasil membuat suatu cerita.
Tetapi, kita masih punya saat-saat lain untuk bermain. Semisal, subuh dengan ketenangan dan kesejukannya, siang dengan kegarangan dan kekejamannya, dan malam dengan kegelapan dan kekelamannya. Semua bisa dipilih, sesuai alam yang ingin dituliskan. Dan mungkin, perasaan yang ingin digambarkan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!