Lukas 5:31-32 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Melaksanakan tugas sampai selesai
Sebagai Anak, Ia datang ke dunia dan melaksanakan tugasNya sampai selesai di hadapan Bapa--konsep Trinitas, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, masih juga menjadi perdebatan hangat sampai sekarang, sila Anda berbeda pandangan, saya meyakininya, dan saya sangat menghormati pandangan Anda.
Dari kelahiranNya yang disambut orang Majus di kandang papa, perjalanan hidupNya memberitakan Injil dan mengadakan berbagai mukjizat--begitulah Injil mencatat, sampai menyelesaikan tugas di kayu salib, sebagai domba sembelihan, Ia tidak mengelak. Ia melakukannya hingga tuntas.
Yohanes 17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Demikianlah perkataan Yesus kepada Bapa. Begitulah seharusnya, bila saya diberi tanggung jawab mengerjakan sesuatu dari atasan, orangtua, atau yang lain. Bila seseorang sudah tahu saya mumpuni melakukannya, saya seyogianya menyelesaikan sampai selesai, seperti Yesus.
Mengabarkan kasih dengan perbuatan
Yesus mengasihi tidak sekadar bilang, "Saya mengasihi kamu." Bukan perkataan bibir yang Dia jual. Dia mau tinggal di rumah orang pemungut cukai, yang saat itu dipandang berdosa dan hina oleh orang Yahudi.
Yesus berjalan dan menyembuhkan banyak orang, menyelamatkan seorang wanita pelacur dari rajaman orang, membangkitkan orang mati, dan masih banyak lagi perbuatan dahsyatNya yang tercatat dalam Injil.
PerkataanNya yang mengasihi manusia benar-benar ditunjukkan lewat perbuatan. KematianNya di kayu salib adalah perbuatan kasihNya yang termulia, karena telah memperbaiki hubungan antara manusia dengan Allah yang tidak terselamatkan karena sudah begitu dalam jatuh dan rusak karena dosa. Demikianlah pula seharusnya saya berbuat ketika menceritakan kasih.
Rela berkorban