Kemudian, saya akan pikir apa ide berikutnya untuk dituliskan. Tentu, menulis dengan ide sama sulit membuat saya maju. Saya akan berjalan di tempat dan lama kelamaan bosan. Ini yang saya hindari.
Menguji otak
Ketika membaca, saya sedang menyelaraskan daya imajinasi, pikiran, dan emosi menjadi satu. Kata dan kalimat yang pernah saya baca, saya usahakan simpan di memori otak dan saya tuliskan kembali dalam cerpen saya.
Saya tidak mau pikun dini. Semaksimal mungkin saya berdayakan otak, untuk berkembang dan berkembang, sehingga terjaga daya ingatnya. Apakah saya bisa mengingat semua gaya cerita dengan baik?
Memuaskan nafsu
Tidak semua emosi bisa disampaikan dalam dunia nyata. Â Saat saya ingin marah, saya tumpahkan dengan maksimal dalam cerpen. Saya puas kendati tanpa suara.
Sekaligus, cerpen tertolong menjadi lebih hidup. Berkarya sembari bahagia.
Itu saja perenungan saya. Semoga ada manfaatnya bagi Anda, para pembaca.
Menulis memang butuh waktu untuk berpikir. Tetapi, tulisan tidak termakan waktu tanpa ada akhir.
Jakarta
28 Februari 2021