Tidak ada pesan balasan setelah pesan itu. Karena keingintahuan dan kejengkelan semakin menumpuk, wanita itu memutuskan pergi ke rumah pacarnya. Tepat pukul delapan sepulang kerja setelah makan malam, dia berangkat dengan ojek pengkolan.
***
"Tok..tok..tok"
"Iya, siapa?" Terdengar suara wanita paruh baya menyahut.
"Siska, Bu. Adam ada?"
"Oh Siska. Iya, Adam ada. Ayo ke dalam" Wanita itu mempersilakan masuk rumah. Langsung tepat menuju kamar lelaki yang dicintainya itu. Di atas ranjang, tergolek lemah pacarnya itu, dengan handuk dingin di atas dahinya.
"Adam sakit, Bu" Gelisah dan perasaan bersalah tiba-tiba menyelimuti hatinya.
"Iya, mulai pagi kemarin panas tidak turun-turun. Ini baru selesai ke dokter. Jam dua belas tadi obat kedua sudah diminum"
Setelah mendengar penjelasan, wanita itu tertunduk lesu. Tangannya memegang lembut kedua tangan pacarnya yang lemas tak berdaya. Mendadak teringat kembali kata-kata dalam pesan yang telah dilontarkannya. Wajahnya diliputi penyesalan. Mengapa dia lebih mementingkan dirinya sendiri.
...
Jakarta
19 Desember 2020
Sang Babu Rakyat