"Sial! Aku kebanyakan minum kopi"Â
Gerutuku dalam hati. Mencari jawaban mengapa susah sekali tidur malam ini. Aku baru ingat, sore tadi bersama Andi, aku menghabiskan dua gelas kopi.Â
Andi adalah sahabat baikku. Ketika sudah bertemu, kami suka ngobrol ngalor ngidul. Bicara kenangan SMA lah, tentang pacar lah, pengalaman ngekos lah, banyak lagi. Sore itu, dia sengaja hadir dari luar kota. Pertemuan kami telah direncanakan jauh-jauh hari.
Sehabis belajar untuk persiapan ujian besok, pukul sepuluh aku tidak bisa memejamkan mata. Segar bugar seperti setelah melihat uang. Kuambilah remote TV dan kutonton saluran film malam itu.
Dua jam berlalu, film selesai, mata ini masih tidak bisa diajak kerja sama. Malah semakin terang benderang. Akhirnya, kubuat kesal badanku dengan menyapu dan mengepel kamar kontrakan. Selain itu, kurapikan baju yang berantakan di mana-mana, kulipat satu per satu, sekaligus kuberi pewangi pakaian.
Jam menunjukkan pukul satu. Ketegangan mata tidak berkurang sama sekali, belum layu. Aku tambah kesal. Kulakukan push up seratus kali, hingga badanku berkeringat. "Kata orang, semakin capek badan, semakin gampang tertidur"
Pukul dua telah tiba. Aku hampir putus asa. Benar-benar gelisah sepanjang malam itu. Aku harus cari cara agar lekas tidur. Aku tidak ingin bangun kesiangan besok. Aku tidak ingin gagal ujianku.
Di tengah pikiranku yang kemana-mana, terlintas sekilas nasihat ibu.
"Nak, sesibuk apapun kamu, jangan lupa baca Kitab Suci ya"
Langsung kuambil kitabku yang tergeletak lama di ujung lemari. Berdebu, tetapi dalamnya masih sangat baru. Kubuka perlahan dan mulai kubaca. Baru dua ayat selesai, mataku langsung mengantuk. Akhirnya aku tertidur.