***
"Nak, bangun Nak!" Belaian lembut dan hangat mendarat di pipiku. Kudengar sayup-sayup suara ibu.Â
Mataku kubuka perlahan. Terlihat gunung-gunung bersalju yang putih sekali. Awan gemawan berbentuk bantal nan lucu. Danau berair biru jernih, dengan permukaan tenang dan meneduhkan. Padang rumput luas dan hutan hijau lebat. Ditutup dengan pelangi yang tampak jelas nan indah.
"Kita sudah sampai, Bu?" Setengah sadar aku bertanya.
"Iya, Nak. Kita sudah sampai"
"Terus, teman-teman di mana? Kok aku tidak lihat? Bu Guru?"
"Ibu juga tidak lihat, Nak. Di sini, hanya ada kita" Ibu menjawab sembari tersenyum.
Kendati aku ingin menangis karena kami sendiri, aku heran. Ada perasaan gembira yang berlimpah di hatiku. Sama sekali aku tidak bisa sedih di sini. Pelukan hangat ibu dan indahnya alam itu, benar-benar menyenangkanku.
...
Jakarta
31 Oktober 2020