Aku percaya, ada yang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Bukan sekadar percaya, melainkan mengalaminya. Itu bernama cinta.
Kebodohan demi kebodohan tak masuk akal, kukerjakan sebagai seorang pemuja logika. Tertawa sendiri bila melihatnya, demi kebahagiaan mempertahankan cinta.
Logika yang berdiri teguh seketika jatuh tersimpuh. Di hadapan cinta, membatalkan pikir yang tertata.
Bagiku tidak apa. Selama aku merasakan indahnya dunia, yang berselimutkan cinta.
...
Jakarta
30 September 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H