Pernahkah Anda merasa bersalah setelah makan?
Bila pernah, kita sama. Merasa bersalah di sini bukan karena setelah makan lupa bayar ya, atau bayar tetapi uangnya kurang. Melainkan bersalah karena setelah makan terjadi apa. Ini dialami sebagian orang, selebihnya bersikap masa bodoh.Â
"Makan-makan aja, gag perlu mikir setelah itu terjadi apa. Hidup hanya sekali ini, sayang kalau makanan seenak ini dilewatkan dimakan"Â
, kira-kira begitu pikir mereka.
Kebanyakan, perasaan bersalah terjadi karena dua hal. Takut berat badan naik dan takut terkena penyakit. Untuk yang pertama, dialami orang yang sedang menuju target berat badan ideal atau menjaga berat badannya. Sementara kedua, oleh orang yang didiagnosis menderita penyakit tertentu, sehingga punya pantangan makanan.
Orang yang diet pasti menjaga pola makan. Sekali waktu, karena tidak tahan dengan pola makan sehat dan mungkin faktor berkumpul bersama teman, mereka cheating dengan makan junk food. Di sinilah biasanya perasaan bersalah muncul. Takut seketika berat badan yang dijaga bertambah banyak.
Untuk penderita penyakit, dokter sudah melarang memakan makanan tertentu, yang bila dimakan memicu kambuh penyakitnya. Semisal, penderita diabetes, jangan makan makanan yang mengandung terlalu banyak gula.Â
Namun, terkadang tidak tahan juga dengan pantangan. Tergoda kenikmatan makanan. Setelah makan bila masih ingat, dia akan menyesal. Sementara bila membandel, ya seperti di atas. Masa bodoh.
Berat badan ideal adalah impian banyak orang
Rasa-rasanya kita sepakat, hampir semua ingin memiliki berat badan ideal. Merujuk situs halodoc.com, terdapat rumus menghitung berat badan ideal.
Pria: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100] – [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 10 persen]
Wanita: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100] – [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 15 persen]
Semisal, Andi, seorang model, bertinggi badan 170 cm. Maka berat badan idealnya 63 kg ((170-100)-((170-100)X10%). Sementara Siska, calon mempelai, bertinggi badan 160 cm. Maka berat badan idealnya 51 kg ((160-100)-((160-100)X15%).
Bagi Andi dan Siska, berat badan menjadi perhatian penting yang harus dijaga. Untuk mencapainya, mereka berusaha dengan mengatur pola makan sehat, istirahat teratur, serta rajin berolahraga.Â
Mereka sebisa mungkin jarang cheating, untuk menghindari timbulnya perasaan bersalah karena telah menghancurkan upayanya selama ini. Mungkin kita juga pernah bersikap seperti mereka, kendati berbeda profesi dan status.
Kesehatan adalah tanggung jawab pribadi
Kita tidak perlu merasa bersalah sebetulnya setelah makan. Yang perlu dilakukan hanya memperbanyak aktivitas sebanyak asupan makanan. Kalori masuk harus sama dengan kalori keluar, sehingga berat badan tetap terjaga.
Jangan sampai, setelah makan banyak aktivitas tidak ada. Merasa bersalah pun takada guna. Sudah pasti berat akan bertambah dan kesehatan berpotensi terganggu. Potensi pula membeli busana-busana baru, karena yang lama tidak cukup lagi. Pengeluaran lagi, hehehe...Â
Bagi yang memiliki pantangan, alangkah baiknya tetaplah setia untuk tidak memakannya. Menjaga agar kesehatan tidak semakin memburuk lagi.
Akhirnya, keputusan menjaga berat badan dan kesehatan kembali ke tiap-tiap pribadi. Selagi sehat, kita masih punya banyak kesempatan untuk beraktivitas dan bertemu dengan keluarga. Itu pasti lebih nikmat daripada hidup sakit-sakitan.
...
Jakarta,
29 September 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H