Rasa-rasanya kita sepakat, hampir semua ingin memiliki berat badan ideal. Merujuk situs halodoc.com, terdapat rumus menghitung berat badan ideal.
Pria: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100] – [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 10 persen]
Wanita: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100] – [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 15 persen]
Semisal, Andi, seorang model, bertinggi badan 170 cm. Maka berat badan idealnya 63 kg ((170-100)-((170-100)X10%). Sementara Siska, calon mempelai, bertinggi badan 160 cm. Maka berat badan idealnya 51 kg ((160-100)-((160-100)X15%).
Bagi Andi dan Siska, berat badan menjadi perhatian penting yang harus dijaga. Untuk mencapainya, mereka berusaha dengan mengatur pola makan sehat, istirahat teratur, serta rajin berolahraga.Â
Mereka sebisa mungkin jarang cheating, untuk menghindari timbulnya perasaan bersalah karena telah menghancurkan upayanya selama ini. Mungkin kita juga pernah bersikap seperti mereka, kendati berbeda profesi dan status.
Kesehatan adalah tanggung jawab pribadi
Kita tidak perlu merasa bersalah sebetulnya setelah makan. Yang perlu dilakukan hanya memperbanyak aktivitas sebanyak asupan makanan. Kalori masuk harus sama dengan kalori keluar, sehingga berat badan tetap terjaga.
Jangan sampai, setelah makan banyak aktivitas tidak ada. Merasa bersalah pun takada guna. Sudah pasti berat akan bertambah dan kesehatan berpotensi terganggu. Potensi pula membeli busana-busana baru, karena yang lama tidak cukup lagi. Pengeluaran lagi, hehehe...Â
Bagi yang memiliki pantangan, alangkah baiknya tetaplah setia untuk tidak memakannya. Menjaga agar kesehatan tidak semakin memburuk lagi.
Akhirnya, keputusan menjaga berat badan dan kesehatan kembali ke tiap-tiap pribadi. Selagi sehat, kita masih punya banyak kesempatan untuk beraktivitas dan bertemu dengan keluarga. Itu pasti lebih nikmat daripada hidup sakit-sakitan.
...
Jakarta,
29 September 2020
Sang Babu Rakyat