Siapa di antara Anda tidak suka makan enak? Aku sangsi bila ada, hehehe...
Iya, semua orang berupaya sebaik mungkin memenuhi kebutuhan primer satu ini. Seyogianya, disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Bila sampai berutang, berarti mungkin perlu diatur lagi manajemen keuangannya.
Aku percaya, tingkat keenakan tiap-tiap orang pasti berbeda. Sulit disamakan, karena kembali kepada selera. Satu keluarga saja yang setiap hari bertemu, berbeda-beda kesukaannya.
Tetapi yang pasti, makan enak adalah impian banyak orang. Bagi sebagian, ini bisa dinikmati ketika awal bulan dan semakin jarang terjadi di akhir bulan. Anak kos lebih tepatnya. Impian ini hanya terwujud bila ada yang traktir, alias gratis, hehehe....
Apalagi kalau bisa makan enak tanpa takut terkena penyakit. Terkadang sekarang orang kalau mau makan enak, mikir dulu. Bayangan kolesterol dan diabetes sudah ada di depan mata. Akhirnya, berkurang deh itu enaknya makanan, wkakaka. Iya sih memang, setiap yang berlebihan itu tidak baik.
Kalau selera, aku paling suka makan durian. Anda suka tidak? Durian yang kata orang bule baunya tidak sedap ini, sangat enak di lidahku. Apalagi durian montong yang buahnya tebal dan besar-besar itu. Mantap sekali.
Nah, ketika makan durian, sebiji durian pertama rasanya enak sekali. Biji berikut semakin enak, hingga ke sejumlah biji tertentu menggambarkan puncak enaknya. Setelah itu, ditawari biji lagi, kurang suka karena keenakan. Lama-lama jadi enek. Alias berasa hendak muntah karena mual.
Sama halnya ketika aku haus. Minuman yang ada pertama kali langsung kuteguk tanpa pertimbangan, untuk menghilangkan dahaga. Itu puasnya klimaks sekali. Setelah itu, bila ditawarkan kembali minuman yang sama, aku pasti berpikir meminumnya, karena dahagaku sudah berkurang.
Anda pernah mengalaminya juga tidak? Sudah mencapai titik jenuh keenakan, lama kelamaan ditawari makanan atau minuman yang sama enaknya, Anda menolak.
"Sudah cukup, tidak kuat lagi perut ini."
Ternyata ini ada teori yang bisa menjelaskan.
Hukum Utilitas Marjinal yang Menurun
Merujuk cerdasco.com:
Hukum utilitas marginal yang menurun (law of diminishing marginal utility) menyatakan bahwa utilitas marginal turun ketika Anda menambah satu lagi konsumsi barang. Utilitas marginal adalah ukuran kepuasan (manfaat) tambahan yang Anda peroleh ketika Anda menambah satu lagi konsumsi barang atau jasa.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ekonom dari Austria bernama Carl Menger (23 Februari 1840 -- 26 Februari 1921). Dalam teorinya, utilitas merepresentasikan kepuasan atau manfaat yang Anda peroleh ketika mengonsumsi barang atau jasa.Â
Kepuasan tambahan (utilitas marginal) berkorelasi negatif dengan jumlah yang dikonsumsi. Ketika Anda menambah satu lagi unit barang untuk dikonsumsi, maka kepuasan tambahan yang Anda dapatkan akan lebih rendah daripada yang pertama.Â
Dari sisi konsumsi durian, durian pertama yang dimakan pasti sangat enak, alias kepuasan kita meningkat. Durian kedua, semakin enak, kepuasan tetap naik. Hingga biji durian tertentu, kepuasan telah memuncak. Setelah itu, biji berikutnya, kepuasan menurun. Sampai di mana tingkatan enak menjadi enek.
Solusi menghilangkan enek ya hanya ada dua, berhenti makan atau mencari makanan selingan lain yang rasanya berbeda. Setelah itu mau lanjut lagi, terserah Anda. Tapi yang pasti, keenakannya tak seperti pertama kali makan.
Demikianlah teorinya terkait kepuasan yang semakin berkurang. Mana tahu di antara Anda ada yang mau makan durian, bolehlah mengajakku sesekali, hehehe.... Aku pasti tanggung jawab menghabiskannya kok, wkakakak.
Terima kasih telah membaca ini. Semoga bermanfaat.
...
Jakarta
28 September 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H