Kendati dalam waktu dekat ada upaya untuk meningkatkan kapasitas faskes, diperkirakan tetap akan kembali penuh menjelang minggu kedua Oktober (kamar rawat inap) dan akhir September (ICU).Â
Tenaga kesehatan sendiri di DKI Jakarta, seperti diberitakan Kompas (09/09/2020), telah dilakukan perekrutan dari luar Jakarta sebanyak 1.174 orang. Mereka berasal dari Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bengkulu, NTT, NTB, dan Papua. Hal ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa DKI Jakarta kekurangan tenaga kesehatan. Kemungkinan karena kebanyakan pasien.
Cerita dari Garda Belakang
Kondisi di atas hampir sama ceritanya dengan garda belakang. Petugas pemakaman, yang bekerja memakamkan jenazah pasien Covid19, menyatakan kelelahan.
Hal ini terlihat dari kesaksian salah satu penggali kubur Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, bernama Adang. Berdasarkan video yang diunggah kitabisacom (19/09/2020), dia bercerita bahwa pernah malam- malam pukul sembilan masih menggali dalam keadaan hujan turun deras. Bahkan:
"Kami (dia bersama temannya) di sini sudah merasa lelah ya, menguburkan setiap hari angkanya bisa tiga puluh, empat puluh. Himbauan aja bagi masyarakat, tolonglah patuhi aturan pemerintah. Jangan berkumpul, jangan ngeyel ya. Kalau emang, virus itu emang bener ada."
Ditegaskan pula oleh Jayadi, administrasi TPU, dalam video tersebut, jumlah jenazah pasien Covid19 yang dimakamkan di TPU Pondok Ranggon telah mencapai kurang lebih 700-an orang. Â
Masihkah Tega?
Bila garda depan dan belakang telah menunjukkan indikasi kelelahan, masihkah kita sebagai masyarakat tega melihatnya? Mereka, para tenaga kesehatan dan tukang gali kubur juga manusia, sama seperti kita.