Lalu, apa keasyikannya bagiku atau mungkin sebagian Anda, dari membaca tulisan tipe obrolan ini?
Menyapa adalah bentuk menghargai
Pernah tidak kita merasa diri sebagai obat nyamuk, ketika hadir di sebuah pertemuan tetapi tidak disapa oleh tuan rumah? Hehehe... Tentunya kita senang bila diri ini disapa. Sekadar bertanya bagaimana kabar, itu sudah memanusiakan. Basa-basi yang bisa menghangatkan.
Selain itu, menyapa pembaca juga bisa diartikan sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca tulisan kita.Â
Serasa dekat
Ciee-ciee, membaca harus pakai perasaan? Wkakaka... Kita memang tidak mengenal siapa pembaca, tetapi hubungan dekat itu bisa dijalin dengan kalimat obrolan. Apalagi, bila yang dituliskan adalah kisah yang kebanyakan orang pernah alami.
Dengan mengobrol, pembaca akan merasa diajak untuk masuk ke dalam situasi yang sedang diceritakan di tulisan. Bila terlanjur dekat, pembaca pun rela membaca seluruh kata dalam tulisan.
Mencairkan suasana
Ini bagian yang penting. Adakalanya ketika materi tulisan sangat serius, sebaris kalimat sapaan yang mungkin terdengar "receh", efektif meningkatkan mood membaca di tengah kepenatan berpikir untuk memahaminya.Â
Apalagi bila tulisan menggunakan kosakata dewa, bahasa langitan yang sulit dimengerti, ini sangat menolong. Aku sebagai pembaca, merasakannya. Kendati hanya sebaris, efeknya luar biasa. Banyak pula yang mengundang gelak tawa. Hehehe....
Kembali lagi, setiap penulis pasti memiliki gaya penulisan masing-masing. Itu tak bisa kita atur dan aku tak juga memaksakannya. Namun, sebagai seorang pembaca, diajak berbicara itu rasanya menyenangkan, hehehe....
...
Jakarta,
12 September 2020
Sang Babu Rakyat.