E-Book
Penerapan paperless dalam dunia tulis menulis terlihat dengan berkembangnya buku elektronik atau e-book. Buku yang bisa dibeli secara online dengan harga tertentu ini, dibaca melalui gawai tanpa perlu dicetak menggunakan kertas.
Berdasarkan survey Gramedia Digital Tahun 2019, sebanyak 85% dari total responden pengguna media digital memilih e-book sebagai media digital yang paling banyak digunakan dibanding media lainnya.
Dilanjut, dari 85%, pemilih terbanyak berasal dari gen Y, yang saat ini berusia 25 hingga 40 tahun. Alasan yang mereka kemukakan mengapa lebih suka e-book di antaranya dipengaruhi gaya hidup simpel dan praktis, lebih ramah lingkungan, ekonomis, modern, terbaru, dan alasan lainnya.
teknologi. E-book akan menjadi pilihan utama.
Hasil survey ini terlihat sejalan dengan pencapaian tujuan paperless. Bila gen Y saja sudah suka dengan e-book, bisa dibayangkan generasi setelahnya, yang lebih melekDilema...
Di sisi lain, ke depan, andai kertas sepenuhnya tak digunakan lagi dan keberadaan e-book semakin menjamur, maka bagi sebagian penulis yang terbiasa bangga berfoto dengan atau memperlihatkan buku cetak karyanya, harus segera beradaptasi.Â
Nantinya, hanya memperlihatkan foto digital bukunya melalui gawai di tangannya. Besar kemungkinan pula, tak akan terlihat lagi tumpukan rak-rak penuh buku di perpustakaan sekitar.
Selain itu, bagi pembaca, juga harus pandai-pandai mengatur pencahayaan gawai, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan mata ketika membaca e-book. Jujur, aku sendiri gampang lelah mata ketika membacanya. Belum lagi, nasib perusahaan jasa percetakan.Â
Jadi, akankah masa dimana buku cetak hilang dari peredaran benar-benar terjadi? Bilapun harus terjadi, segeralah kita beradaptasi.Â
...