Mereka para pengemis mencari akal bagaimana caranya mudah mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Dengan berpenampilan menyedihkan yang menimbulkan rasa iba, itulah salah satu hasil pikir otak mereka.Â
Cerdik bukan? Cerdik, karena modal sedikit, untung berbukit-bukit. Dan kecerdikan ini sedikit banyak berhasil meraup rupiah yang tidak sedikit nilainya. Menggiurkan.
baik untuk memberi. Dengan mempermainkan rasa ibanya.
Kecerdikan ini sekaligus juga adalah sebuah kejahatan. Mengapa begitu? Karena mereka telah menipu orang-orang yang berniat...
Jadi kesimpulannya?Â
Penulis tidak bermaksud mengajarkan untuk selalu menanamkan rasa curiga kepada pembaca setiap kali menemui kalangan seperti mereka.Â
Penulis juga tidak melarang pembaca untuk memberi bantuan karena rasa iba. Hanya saja, lebih baik kita lebih cerdas pikir menghadapinya, agar tidak kalah dengan kecerdikan mereka.Â
Lagian, sudah banyak pula lembaga-lembaga resmi yang pekerjaannya memang mengumpulkan dana untuk membantu orang-orang yang kesusahan, salah satunya yang benar-benar mereka. Salurkan saja lewat lembaga ini.
Jangan karena mudahnya mengedepankan rasa iba, kita telah melestarikan budaya meminta-minta.
"Sesungguhnya, mempermainkan rasa iba adalah sebuah kecerdikan di dalam kejahatan."
Waspadalah! Waspadalah! (Mengutip kata Bang Napi)