Menonton acara lawak adalah sebuah kewajiban dalam kehidupan penulis. Setelah melewati kelelahan dan kepenatan dalam bekerja, menikmati komedi adalah obat yang ampuh membuat diri ini kembali santai. Harus seimbang memang, serius dengan santai, agar tidak cepat stres nantinya.
Dalam setiap acara komedi yang penulis nikmati, tampil komedian-komedian saat ini yang telah kita kenal, seperti Nunung, Andre Taulany, Sule, dan lainnya. Kalau lebih jadul lagi, dulu ada acara Srimulat dengan Tarzan dan Alm. Asmuni, ada Ketoprak Humor dengan Alm. Timbul dan Alm. Nurbuat, dan ada legenda Warkop DKI dengan Alm. Dono, Alm. Kasino, dan Indro.Â
Tentunya, masih banyak komedian seperti gambar muka tulisan ini yang belum penulis sebut di sini. Kemungkinan besar para pembaca yang menyukai komedi bisa menyebut nama mereka satu per satu, hehe.
Lebih lagi, pernah kita lihat pula ada audisi komedian, untuk mencari bakat-bakat komedi yang tersembunyi di antara masyarakat, sehingga bisa lebih mewarnai dunia lawak di negara ini.
Nah, dari hasil pengamatan penulis akan beberapa komedian, sepertinya penulis bisa menyimpulkan setidaknya ada lima rahasia yang bisa membuat mereka, para komedian, cepat dan tetap tenar di dunia hiburan ini. Dan rahasia ini sekaligus dapat menjadi tips bagi para pembaca yang tertarik berkecimpung di dunia komedi. Berikut analisisnya: Â Â
Menertawakan diri sendiri;
Modal utama dan terutama dari seorang komedian tetap berkiprah di dunia hiburan adalah sikap rela membuat dirinya menjadi bahan tertawaan. Dalam setiap acara komedi yang di dalamnya tampil beberapa komedian, pasti ada pihak yang menertawakan dan ditertawakan.Â
Semua polanya sama, ada yang memberi umpan dan ada yang menangkap umpan. Dalam kerja sama antar komedian inilah, pihak yang ditertawakan wajib ikhlas, agar suasana humor benar-benar dapat terbangun, dan kemudian tersalur tertawanya ke para penonton.Â
Dan sepertinya mereka memang berkomitmen, bahwa dari awal, semua candaan, gurauan, dan ejekan yang dilontarkan dalam acara, hanya sebatas cara mereka mencari pundi-pundi, bukan ada maksud untuk benar-benar menertawakan keadaan seseorang.
Tampil selucu mungkin;
lucu, tanpa harus berucap kata. Mr. Bean contohnya. Penulis di sini menghindari penggunaan kata jelek, karena ganteng dan jelek sesungguhnya adalah relatif. Jadinya, digunakanlah istilah wajah yang lucu.
Ada komedian yang telah dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa memiliki ekspresi wajah yangUntuk mendukung kelucuan mimik wajah, biasanya dilengkapi dengan kostum yang unik, riasan wajah yang aneh, gaya bicara yang kreatif, dan kreasi tampilan visual lainnya. Tim kreatif acara pasti lebih paham akan ini, hehe.
Mengembangkan pengetahuan melawak;
Khusus poin ketiga, penulis titik beratkan kepada komedian tipe stand up comedy. Dimana mereka melawak sendirian dengan posisi berdiri di depan mic sambil bercerita (ada juga yang duduk sih).
Nah, khusus tipe ini, penulis katakan mereka orang yang pintar. Mengapa? Karena mereka mampu memainkan lawakan dari permainan kata, yang penulis sendiri tidak pernah mengira bahwa susunan kata dalam kalimat itu lucu. Sangat lucu malah.Â
Iya, pastinya mereka mencerdaskan pikiran mereka dengan mengembangkan pengetahuan melawak, memperbanyak perbendaharaan kata, dan menyusunnya dalam keunikan sebuah cerita. Cak Lontong contohnya.
Perluas kenalan;
pelawak. Hubungan dengan pelawak-pelawak senior terbukti sedikit banyak mendukung percepatan ketenaran pelawak tersebut.Â
Untuk rahasia keempat, relasi atau kenalan diakui sangat penting sebagai salah satu modal meniti karir sebagaiSemisal, Sule dengan asistennya, Dede Sunandar. Sule yang sering mengajak asistennya ikut melawak, secara langsung juga telah mengharumkan nama Dede sebagai salah satu pelawak.Â
Di sini, penulis tidak bermaksud mengesampingkan kemampuan Dede dalam melawak. Lucu atau tidaknya, kembali ke penilaian pribadi masing-masing. Setidaknya, dia telah terhitung sebagai komedian yang cukup tenar di layar televisi.
Punya ciri khas
Ada beberapa pelawak yang terkenal gegara ciri khas yang telah menempel pada dirinya dan tidak ditemukan di orang lain. Ciri khas ini konsisten digunakan dalam setiap usaha melawak yang mereka kerjakan.
Sebut saja Azis Gagap yang terkenal dengan gagapnya, terbata-bata ketika berbicara. Kemudian ada pak Bolot, yang berpura-pura lambat mendengar atau bahkan tidak mendengar, sehingga seringkali pertanyaan yang diajukan kepadanya berbeda dengan jawaban yang dia berikan. Ciri khas ini langsung hilang ketika mereka kembali ke kehidupan nyata sehari-hari.
Tidak jarang, bagi mereka yang tidak mengembangkan kompetensi akan kelima rahasia ini, nama mereka mulai redup perlahan-lahan. Kalah dengan yang mau berkembang.
...
Semoga ulasan tips yang berasal dari pengamatan keseharian penulis menonton lawak, dapat membantu para pembaca yang tertarik berkecimpung dalam karier di dunia komedi.
Akhirnya, kepada seluruh komedian lintas generasi seperti pada gambar muka tulisan ini, baik yang masih berkarya sampai detik ini ataupun yang telah tiada, penulis haturkan salam hormat yang setinggi-tingginya. Terima kasih telah memberikan kebahagiaan di dunia hiburan di negeri ini.Â
Entah sudah berapa banyak orang yang hilang stressnya gegara terhibur melihat kalian, para pahlawan kebahagiaan.
...
Jakarta,
15 Juli 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H