Walaupun jam dinding menunjukkan bahwa waktu sarapan telah tiba dan musisi di dalam perut telah memainkan lagu keroncong, tetap saja tidak bisa menggoyahkan kaki penulis untuk bergerak mengambil sarapan. Entah kenapa, magnet itu daya tariknya kuat sekali, hehe.
Di Minggu pagi pun, seharusnya adalah waktu beribadah bagi penulis. Kalau anak-anak, namanya sekolah minggu di gereja. Berhubung pagi sampai siang sibuk (gegara magnet), akhirnya penulis memilih untuk bersekolah di sore hari.Â
Kalau malasnya datang, malah tidak sekolah sama sekali. Sungguh, betapa berdosanya penulis saat itu, hehe. Tetapi tenang, pengetahuan akan dosa seperti penulis ulas di awal kan belum banyak, jadi tidak dihitunglah yak, wkakaka (masih ngeles dan berusaha menawar sama Tuhan, wakakakak).
Setelah Digimon usai, lanjut ke Doraemon yang diputar di jam delapan pagi. Kalau ini, sepertinya penulis tidak perlu cerita banyak ke pembaca, karena sampai sekarang, kartun karangan Fujiko F. Fujio ini pasti masih melekat benar di ingatan pembaca.Â
Seputar anak kecil bernama Nobita yang malas, cengeng, dan ditolong oleh robot kucing bernama Doraemon yang datang dari masa depan. Kucing ya, si robot tidak suka disebut musang, hehe.
Keceriaan akan daya tarik magnet masih berlanjut. Masih ada kartun Dragon Ball yang unjuk gigi pada pukul setengah sembilan, bercerita tentang seorang anak bernama Songoku dan temannya, membela kebenaran menumpas kejahatan dengan kekuatan supernya. Mengumpulkan ketujuh bola naga dan memanggil dewa naga, untuk mengabulkan permintaan penting mereka.
Selanjutnya, ada anak kecil yang menjengkelkan dengan suara tebalnya, bernama Sinchan. Kekonyolan tingkahnya dan ekspresi orang yang dijengkelkannya adalah bahan tertawaan yang membahagiakan, yang sangat sayang untuk terlewatkan.
Masih banyak lagi kartun yang penulis simak, dan pastinya kalau dibahas satu per satu, kepanjangan ini artikel, hehe. Semua magnet kartun pun berakhir pada pukul 12.30 siang. Waktu makan siang pun telah datang.
...
Sungguh, sebuah hari yang sangat membahagiakan bagi seorang anak kecil di masa itu. Banyak magnet yang menyukakan hati, dan telah mengalahkan rasa kesemutan pada kaki, yang sedari pagi telah terlipat dalam duduk manis karena tertarik akan dayanya, sampai siang dengan tanpa sedikit pun beranjak.
Magnet, yang berdaya tarik kuat itu, kini telah memudar. Dayanya.