Tidak terkecuali orang jujur pun, sering dituduhkan sebagai orang bersalah. Yang berbohong pun aman.
...
Nah, berawal dari sini, telah terdengar di telinga penulis (mungkin juga pembaca), beberapa alasan yang digunakan sebagai alibi pembenaran dari setiap kesalahan yang diperbuat, dan telah penulis rangkum sebagai berikut:
- Menyalahkan Orang Lain
Alih-alih introspeksi diri akan kesalahan, si pembuat salah lebih suka mencari-cari kesalahan orang lain. Dilanjut dengan pembahasan berulang, disajikan dengan dicampur bumbu "hiperbola", dilebih-lebihkan, sehingga malah kesalahan orang lain tersebut yang lebih santer dibahas.Â
Bukan aku yang salah, kamu kali!!
Kesalahan dia pun meredup dan mulai keluar dari pembahasan, dan akhirnya, amanlah namanya dari pengunjingan yang ada. Â
- Mengatakan LupaÂ
Kata "lupa" adalah alasan termudah untuk menoleransi sebuah kesalahan karena tidak melakukan sesuatu yang telah dijanjikannya. Dan kebanyakan orang pun memandang ini sebagai sesuatu yang wajar, sebuah sifat alamiah dari manusia. Tetapi kalau lupanya keseringan, sulit lagi untuk dikategorikan wajar.Â
Mungkin memang daya serap ingatannya yang semakin melemah, atau sengaja berkata "lupa", agar perkara dapat lebih cepat selesai. Asal jangan sampai ke tahap "hilang ingatan" ya, bahaya, hehe.