Apa yang telah dibaca dan didengar, segeralah ditulis. Kenapa penulis katakan segera? Karena ketika ditunda, maka semangat untuk menulis lama kelamaan berpotensi tergerus. Ini juga belum memperhitungkan kekuatan pikiran kita dalam mengingat apa yang telah dibaca dan didengar, yang pastinya tiap-tiap orang berbeda-beda. Dan puncaknya, ketika virus malas telah menyerang, saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal, wahai tulisan.
Tulisan yang berkualitas akhirnya tercipta hanya karena menulis berulang-ulang. Ketika menulis, kita belajar untuk berbahasa yang baik, benar, serta mengoreksi segala kesalahan yang kita temukan, yang kita ciptakan sendiri. Selain itu, kita berusaha juga untuk berpendapat secara bijak, agar tulisan itu bermanfaat bagi para pembaca. Seperti peribahasa kuno mengatakan, "Alah bisa karena biasa", maka kita bisa menulis hal yang berkualitas hanya karena telah terbiasa.
Jadi, mari kita tetap kokohkan tiga pilar ini, agar semakin hari kualitas tulisan kita semakin bagus.Â
Bermanfaat, menginspirasi, bahkan mengubahkan kehidupan banyak orang.
Jakarta,
3 Juli 2020
Sang Babu Rakyat