Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perluasan Kebutuhan Primer Masyarakat Perkotaan

29 Juni 2020   18:24 Diperbarui: 29 Juni 2020   18:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu, ketika menempuh pendidikan di tingkatan Sekolah Dasar, kita pasti pernah menerima pelajaran tentang jenis-jenis kebutuhan manusia. Mulai dari yang primer, sekunder, maupun tersier, setidaknya minimal satu kali pernah melekat dengan baik di ingatan kita. 

Primer yang berbicara tentang kebutuhan wajib yang harus dipenuhi, karena kalau tidak, manusia tidak bisa melanjutkan kehidupannya. Sekunder, yang merupakan kebutuhan kedua setelah kebutuhan primer terpenuhi, yang tidak ada pun tidak terlalu masalah bagi keberlangsungan kehidupan. Dan yang ketiga, tersier, yang tidak terlalu diperlukan oleh manusia, karena selain harganya mahal dan mewah, ini kebanyakan hanya diperlukan ketika manusia sedang ingin menunjukkan eksistensi dirinya di depan sesamanya. 

Di sini, penulis tidak akan membahas kedua yang terakhir, melainkan akan mengupas yang pertama saja. Si primer. Sudah diketahui bersama, kebutuhan primer memiliki tiga unsur, yaitu sandang, pangan, dan papan.

Sandang erat kaitannya dengan segala kain yang melekat di tubuh manusia, pangan berbicara tentang segala yang dimakan oleh manusia agar manusia beroleh energi untuk beraktivitas, sementara papan menggambarkan segala bentuk hunian yang bisa didiami oleh manusia.

Khusus masyarakat di daerah perkotaan, secara tidak sadar, kebutuhan primer telah mengalami perluasan unsur, dari yang tadinya secara ideal hanya tercatat tiga seperti di atas, sekarang menjadi tujuh buah. Inilah keempatnya:

  • Listrik

Listrik, Sumber:https://backgroundcheckall.com
Listrik, Sumber:https://backgroundcheckall.com

Hampir semua perabotan rumah tangga memerlukan daya listrik sebagai sumber tenaga dalam mengoperasikannya. Mulai dari penerangan di rumah, pengisian baterai telepon seluler, penyalaan televisi untuk ditonton, penggunaan mesin cuci, dan lainnya. 

Sementara di perkantoran, penggunaan listrik terlihat pada penyalaan mesin presensi kantor, alat kerja di kantor (komputer, mesin fotokopi, scanner, penghancur kertas, dan lainnya), pendingin ruangan, dan masih banyak lagi. Iya, tanpa listrik semuanya tidak bisa digunakan.   

Ketika listrik mati, stress pun mulai menyerang manusia. Dari level stress kecil sampai yang besar, semua pernah dirasakan. Stress kecil timbul ketika listrik mati di saat manusia beristirahat di malam hari, tidur tepatnya. 

Saat itu, sudah tidak ada lagi yang dikerjakan oleh manusia, sehingga tingkat santainya tinggi. TIdak ada tekanan dan rileks. Jadi ketika mati listrik, hanya akan berpengaruh kecil dan dianggap sebagai gangguan yang tidak signifikan. Paling hanya keluar keluhan, "Panas ya", karena pendingin ruangan otomatis juga ikutan mati.

Beda lagi dengan stress besar. Contoh sederhananya, ini dialami oleh orang-orang yang sedang bekerja di depan perangkat kerja. Iya, listrik mati ketika kerjaan belum disimpan di perangkat kerja. 

Sial memang, ketika semua ide dan gagasan yang telah tertulis, dan analisis serta progress pekerjaan yang mungkin telah mendekati 100%, sirna seketika dan harus mengulang dari awal.

Di masa pandemi Covid19 ini, kebutuhan akan daya listrik meningkat menjadi dua kali lipat, sehingga uang yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya listrik juga meningkat mengikutinya. 

Hal ini dikarenakan kegiatan pekerjaan yang seharusnya dilakukan di kantor, berpindah ke rumah, sehingga berimbas pada bertambahnya beban biaya listrik. Syukurlah, beberapa bulan silam telah ada bantuan gratis dan diskon dari pemerintah, bagi para pengguna listrik dengan daya berkekuatan rendah dan menengah.

  • Air

Setetes Air, Sumber:https://ypiaflash.com
Setetes Air, Sumber:https://ypiaflash.com

Ini adalah kebutuhan primer yang kelima setelah listrik. Sama seperti listrik, air juga berperan sangat penting pada kehidupan manusia. Dari perannya sebagai air minum, untuk membilas tubuh, membilas sandang, mengepel lantai rumah, menyiram tanaman, dan masih banyak lagi, yang penulis yakin pembaca pastinya lebih tahu akan ini.

Air di perkotaan rata-rata diperoleh dengan cara berbayar, dengan menggunakan jasa perusahaan daerah air minum. Hal ini oleh sebab kualitas air sumur di perkotaan sangat jelek, sehingga tidak bisa digunakan untuk aktivitas manusia. Emang masih ada sumur ya di perkotaan? Jarang kulihat, hehe.  

Akhir-akhir ini pun, nama si air sedang naik daun karena selalu disebutkan setiap hari di media massa. Untuk memberantas beranak pinaknya si Corona, air mengambil bagian di dalamnya. Iya, anjuran untuk cuci tangan dengan air yang mengalir, masih terus digemakan dengan berulang sampai detik ini.

  • Telepon Seluler

Sekumpulan Smartphone, Sumber:https://1.bp.blogspot.com
Sekumpulan Smartphone, Sumber:https://1.bp.blogspot.com
Telepon seluler, atau yang lebih canggihnya disebut smartphone, sudah menjadi istri kedua bagi para suami. Bagaimana tidak, setelah tangan istri yang ada di genggamannya, pasti yang kedua adalah handphone. Inilah kenyataannya sekarang, dan para istri jangan cemburu ya, hehe.

Dalam dunia pekerjaan, ketika semua serba dituntut cepat, maka komunikasi tidak boleh putus. Setiap saat, setiap waktu, harus bisa terhubung percakapan antara atasan dengan bawahan, ataupun antar sesama rekan kerja. 

Selain itu, untuk menjaga silahturahmi secara virtual dengan keluarga yang nun jauh di kampung sana semasa pandemi Covid19, handphone alat utamanya. Di sinilah, peran handphone sebagai alat komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

Dari pengamatan penulis, selain handphone efektif membantu pekerjaan manusia, handphone juga menimbulkan sisi buruk yang terkadang kurang disadari manusia. Iya, kepraktisan dari sistem klik yang memudahkan segala transaksi elektronik, dan konten-konten menarik dan menghibur, yang kesemuanya telah tersedia di handphone, berhasil membuat manusia malas untuk bergerak. Hal ini bila disertai dengan kebiasaan mengemil, hati-hati, obesitas sudah menanti di depan mata. Bijaklah! 

Ilustrasi Kuota Internet Habis, Sumber:3.bp.blogspot.com
Ilustrasi Kuota Internet Habis, Sumber:3.bp.blogspot.com

Ada telepon seluler, pasti ada kuota internet. Keduanya sudah satu paket lengkap, tidak boleh tidak ada satupun. Apalagi bagi orang-orang yang suka memperluas jaringan pertemanan di dunia maya, melalui pengaktifan berbagai akun di media sosial, tentunya akan stress seandainya paket kuota internetnya habis. Langsung seketika itu, mereka akan mengambil isi dompet, atau menggunakan mobile banking, untuk kembali mengisinya.

Karena ulah si Corona, kebutuhan akan kuota internet pasti meningkat seperti biasanya. Hal ini tidak hanya disebabkan kebutuhan akan pekerjaan, tetapi juga kebutuhan akan hiburan di dunia maya, yang hanya bisa diakses dengan kuota internet. Iya, manusia butuh hiburan, yang bisa membuatnya bahagia, sehingga imunitas meningkat, dan bisa menang melawan virus Corona.

Tulisan ini akan penulis akhiri dengan bonus satu kebutuhan, yang sebetulnya juga merupakan kebutuhan primer. Tidak terbatas ruang lingkup, baik di perkotaan maupun pedesaan, semua membutuhkan yang satu ini. Kasih Sayang namanya. 

Seperti sebuah quote terkenal dari seorang biarawati Katolik, Mother Theresa, yang berkata, "the hunger for love is much more difficult to remove than the hunger for bread". Kurang lebih artinya, kebutuhan akan kasih sayang lebih sulit dipenuhi daripada kebutuhan akan makanan. Iya, semua manusia memerlukan kasih sayang dalam hidupnya.

Jadi, jangan lupa ya, sayangi keluargamu hari ini, 

selagi masih ada waktu. :)

Jakarta,

29 Juni 2020

Sang Babu Rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun