Dimulai dari satu hobi yang sama, pertemanan bisa terjalin dengan baik. Bahkan tidak jarang dari kesamaan akan hobi inilah, pasangan suami istri bisa tercipta, hehe. Hayo, siapa pembaca yang seperti ini? Hehe.
Bila tercatat sebagai anggota komunitas, pastinya harus ikut menyukseskan kegiatan yang komunitas sedang kerjakan, yang mana tentunya telah disepakati terlebih dahulu oleh mayoritas anggota komunitas itu. Ini memang lebih kepada “ikut-ikutan” karena kesepakatan dan aturan, bukan karena didominasi oleh kehendak pribadi yang bersangkutan.
Ingin menjadi artis instan dengan senjata viral;
Selama konten itu berfaedah dan bermanfaat, adalah sangat baik untuk dibantu disebarkan, karena berdampak positif bagi perilaku orang yang menyaksikannya. Tetapi untuk sebaliknya, lebih baik kita pikirkan kembali ketika hendak menyebarkannya.
Gag ada kerjaan
Ya, selama dipandang untuk mengisi waktu luang, terlebih lagi bila yang akan diikuti adalah sebuah kegiatan yang produktif, adalah sangat baik “ikut-ikutan” ini. Daripada plonga-plongo, kesambet entar malah. hehe
Terlepas dari itu semua, ada lampu merah yang perlu menjadi peringatan dan pengingat bagi kita semua untuk berhenti "ikut-ikutan".Â
Apa itu? Adalah jangan sampai karena terbiasa "ikut-ikutan", malah menggerus jati diri kita sendiri, yang telah kita bangun sedemikian lamanya. Kita lupa kita ini siapa, dan nilai yang terkandung dalam diri kita sejatinya apa. Atau memang sedari awal, kita ingin membentuk jati diri kita seperti yang kita ikuti, ini lain lagi ceritanya.
Akhirnya, banyak kok yang lebih sukses menjadi trend setter daripada hanya sekedar menjadi follower, hehe.