Beberapa pembaca bahkan terkadang pula penulis, pasti ada yang pernah memanfaatkan keuntungan dari membaca komentar dengan tipe tersebut, hehe.
Selain mungkin karena dirundung rasa malas melihat dari awal sampai habis, khususnya untuk konten yang disajikan dalam waktu yang cukup lama, waktu yang tersedia untuk menonton konten pun tidak banyak. Oleh sebab itu, isi utama dari konten harus diutamakan untuk dilihat, meskipun sebetulnya prolog dan epilog konten pun menarik untuk disimak.
- Komentar lebih asyik daripada konten.
Untuk yang tipe ketiga ini, bisa disimpulkan terkadang komentar lebih asyik dinikmati daripada si konten itu sendiri. Mengapa?
Karena komentar merupakan pendapat dari kebanyakan orang, di mana mereka menggunakan imajinasi dan pola pikir mereka masing-masing, yang saling berbeda tentunya, untuk menanggapi isi konten. Tidak terpikir oleh kita bukan?
Kita bisa melihat kualitas konten dari berbagai sudut pandang penilaian, dan tentunya itu lebih asyik daripada kita hanya melihat dari satu sisi saja, pandangan kita sendiri.
Komentarnya ada yang merupakan imajinasi langitan yang tidak terpikirkan sampai-sampai terkesan menjadi sebuah lawakan, ada yang dengan hebatnya bisa menganalisis plus minus dari sebuah konten, ada pula yang komentarnya hanya mengomentari komentar orang, bukan kontennya. Wakakakaa.
Jadi, oleh sebab ketiga alasan inilah, maka rata-rata kebanyakan penonton, pembaca, dan penikmat konten, lebih cenderung untuk mereviu terlebih dahulu komentar yang tertulis, daripada memilih untuk melihat konten dari awal sampai akhir.
Kamu termasuk ya? Hehe.
Jakarta.
28 Juni 2020;
Sang Babu Rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H