Ini belum terhitung dengan kekayaan akan ketabahan hati ketika banyak orang di sekitar yang meremehkan saat dia berjualan dengan mendorong gerobak. Justru, malah kebanyakan dari mereka yang meremehkan, masih menjadi remeh sampai saat ini, sedangkan korbannya sudah naik derajatnya.
Untuk orang yang dari nol terus mendaki sampai ke puncak kekayaan, kebanyakan dari mereka terproses memiliki jiwa rendah hati dan tidak suka memamerkan kekayaannya. Mereka ini adalah sekumpulan orang yang cinta akan proses daripada hasil. Dan proses itu, adalah yang sangat rindu mereka ceritakan dan bagikan sebagai inspirasi kepada banyak orang dan tentunya mereka pasti senang ketika ada yang menirunya.
Dan apabila suatu saat mereka nanti kembali menjadi miskin, mereka juga tidak kaget dengan kondisi itu, karena memang sudah terbiasa dan telah terlatih sedari dulu.
2. Â Dari orang yang terlahir terlanjur kaya.
Untuk golongan yang kedua ini, banyak yang seberuntung itu terlahir sudah menjadi orang kaya. Terlahir menjadi anak seorang milyader, anak seorang pejabat, adalah sesuatu yang memang tidak bisa kita tebak. Kita juga tidak perlu iri dengan itu, karena semua sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.Â
Bagi mereka ini, ada satu yang membedakan dengan golongan yang telah penulis bahas sebelumnya. Iya, mereka minim dengan pengalaman menjadi orang susah. TIdak punya malah. Bagaimana mau susah, lha wong ketika lahir semua sudah terlayani dengan baik. Minta ini, minta itu, suruh ini, suruh itu, semua sudah serba ada. Mereka beruntung.
Dengan minimnya pengalaman itu, dan bila tidak dilengkapi dengan kerinduan belajar manajemen kekayaan, banyak dari mereka yang terkena “serangan jantung” ketika hidup mereka berputar 180 derajat. Dari yang tadinya serba ada menjadi serba tidak ada, dari yang tadinya banyak yang bisa disuruh, sekarang semuanya harus dikerjakan sendirian.
Kalau mereka mampu bertahan, mereka akan belajar banyak tentang ilmu kehidupan. Sementara ketika mereka menyerah, banyak juga yang menderita sakit jiwa.
Akhirnya, kita tidak perlu munafik dengan berkata bahwa kita tidak ingin menjadi kaya secara materi. Tetapi lebih berbahagia tentunya, kalau kita lebih kaya secara non materi. Karena sejatinya, kekayaan kedua inilah yang mampu membuat kita bertahan dalam segala kondisi kehidupan.Â
Catatan seorang babu rakyat,Â