Adalah sudah sewajarnya kita meminta maaf seandainya kita salah, bahkan bagi sebagian orang, ada yang beranggapan bahwa tidak ada salahnya meminta maaf meskipun tiada salah, yang penting hubungan dapat kembali terjalin harmonis. Sayangnya, maaf adalah sebuah kata yang sulit sekali terucap dari bibir seseorang yang mengagungkan tinggi ego dalam hidupnya.
2. Â Tentukan prioritas dalam hidup;
Dalam alur cerita ini, terlihat bahwa keluarga bukan prioritas di benak Spiderman. Mengapa bisa disimpulkan seperti ini? Hal ini karena kalau itu prioritas, pasti dia akan mengesampingkan gangguannya dan memilih untuk menjemput sang Bibi.Â
Dari sini, terlihat bahwa ketepatan dalam menentukan prioritas harus diutamakan, agar tidak merusak hubungan satu dengan yang lain, khususnya dengan keluarga. Sampai kapanpun, keluarga adalah prioritas.
3. Â Belajarlah tiada henti;
Seperti bapaknya, sang paman mengakui bahwa Spiderman memiliki tingkatan kepintaran yang sama dengan bapaknya, Richard Parker. Ya, bapaknya adalah seorang profesor dan ilmuwan, teman dari Dr. Curt Connors.Â
Dan seperti yang kita tahu, sebutan profesor hanya disematkan kepada orang-orang tertentu, yang telah berkontribusi dan berjasa besar di dalam dunia pendidikan. Ya, hanya orang-orang terpilih dan berkualitas yang berhak menyandang julukan ini.
Jadi, sebisa mungkin jadilah orang yang pintar, dengan menimba ilmu setinggi langit. Timbalah ilmu sampai usia ini hilang. Bukan sekedar untuk mendapatkan pengakuan dari khalayak umum, bukan juga sekedar untuk membanggakan dan menaikkan derajat keluarga, tetapi juga agar kita tidak mudah dibodohi oleh orang lain di sekitar kita.
Ditambah lagi ketika ilmu yang kita peroleh itu kita bagikan untuk kemanfaatan banyak orang, sungguh sempurna sekali keberadaan kita di dunia ini.