Ada satu alur dalam film ini yang penulis tertarik untuk membahasnya. Apa itu? Secarik ilmu hidup yang diajarkan oleh paman Spiderman, dengan nama peran Ben Parker. Ilmu hidup itu tersirat dalam percakapan antara paman, bibi, dan Spiderman pada menit 41:30 sampai dengan menit 43:30, sekitar dua menit.
Kalau diuraikan dalam terjemahan Bahasa Indonesia, kurang lebih seperti ini ucapan Paman Ben kepada Spiderman:
”Tidakkah kau lupa sesuatu? Kau harus minta maaf pada bibimu berkali-kali! Kau harus berani, masuklah dan minta maaf. Bibimu, istriku, harus berjalan 12 blok sendirian di tengah malam dan kemudian menunggu di stasiun kereta bawah tanah yang sepi karena kau ada gangguan.
Kau sangat mirip ayahmu, kau benar-benar Peter, dan itu hal baiknya. Tapi ayahmu hidup dengan filosofi, prinsip yang benar. Dia percaya bahwa jika kau bisa melakukan hal baik untuk orang lain, kau punya kewajiban moral untuk melakukan hal itu.
Itu yang harus dipatuhi di sini, bukan pilihan, tapi tanggung jawab.”
Di sini pamannya sangat kesal, karena pesan yang disampaikannya kepada Spiderman untuk menjemput bibinya dengan perintah “Jangan lupa bibi May” pada menit 36:04, tidak dilaksanakan oleh Spiderman.
Di tengah kekesalannya, Sang Bibi yang telah diselimuti rasa ketidaktegaan, datang membela Spiderman. Sementara Spiderman mencoba beragumentasi dengan menanyakan dimana ayahnya, mengapa dia tidak disini, dan seharusnya dia bercerita secara langsung kepadanya.
Dari uraian perkataan Paman Ben yang disampaikan dengan penuh emosi marah tersebut, beliau sebetulnya sedang mengajarkan empat ilmu hidup kepada Spiderman, generasi milenial di film ini. Meskipun ini hanya cerita fiksi, tetapi sungguh sarat akan isi. Ini dia ulasannya:
1. Minta maaf ketika kita salah;
Di sini Spiderman terbukti salah karena telah mengabaikan perintah pamannya. Berdasarkan pengakuannya, dia ada gangguan sehingga tidak bisa menjemput sang bibi.
Atas kesalahannya, dia pun bersikap layaknya seorang laki-laki, meminta maaf kepada sang bibi. Meskipun sebenarnya, kita tahu bahwa unsur paksaan untuk meminta maaf yang tersirat dari emosi yang telah paman Ben tumpahkan, sedikit banyak berpengaruh kepada Spiderman, sehingga dia bersikap seperti itu. Ya, setidaknya di sini Spiderman masih mau dengar-dengaran kepada orang tuanya, dalam hal ini pamannya.