Belum lagi ditambah dengan adanya peluang usaha UMKM di sekitar usaha-usaha besar tersebut. Semua ini berpotensi menjadi lapangan pekerjaan yang potensial untuk dilamar dan memesona di mata para pencari pekerjaan.
Para pendatang yang tertarik akan masa depan pekerjaan yang cemerlang ini, penulis kelompokkan rata-rata dalam tiga kelas. Kelas orang yang punya keterampilan, orang yang punya koneksi/link dengan orang yang telah bekerja terlebih dahulu di Jakarta, sampai kepada yang tidak memiliki keterampilan dan hanya hitung kancing menanti keberuntungan dan bertaruh masa depan di Jakarta. Semua bernafsu.
Tidak ada yang salah dengan nafsu mereka. Semua berhak untuk berusaha memperbaiki dan meraih masa depannya. Tetapi yang sering terjadi, khusus kelas yang ketiga, ketika mereka tidak mampu bersaing dan tidak memiliki kompetensi yang “menjual”, maka mereka hanya menjadi beban bagi kota Jakarta. Pengangguran dan kemiskinan pun mulai muncul.
Belum lagi permasalahan terkait banjir dan kemacetan, yang menjadi masalah klasik yang tidak pernah sepi dipergunjingkan oleh mereka yang suka mengamati problematika kota Jakarta.
Saya pribadi yakin, sebagai salah satu penduduk kota Jakarta, selama kita terus berusaha dan berharap, pasti suatu saat masalah ini terselesaikan dengan baik meskipun harus berjalan perlahan. Tentunya, dilandasi dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakatnya.
Akhirnya, terlepas dari segala polemik yang ada, pada hari ini, Senin, 22 Juni 2020, di hari ulang tahunmu ini, Jakarta, tetaplah semangat.Â
Wahai seluruh jajaran pemerintahan kota Jakarta dan para masyarakatnya.
Semoga di hari ulang tahun Jakarta yang kali ini tidak bisa dirayakan semeriah seperti biasanya karena ulah si Corona, kita tetap semangat untuk mengatasi permasalahan yang belum usai, dan membangun kota Jakarta ke arah yang lebih baik.
Selamat ulang tahun kota Jakarta yang ke-493,
Dirgahayu.
Dari salah seorang pendudukmu,