Di sinilah peran orang tua penting untuk membentuk anak. Pada kenyataannya, waktu terbanyak anak ketika masa kecil dihabiskan bersama dengan orang tua. Benar ada teman sepermainan, benar ada guru di sekolah, tetapi ketika dia beristirahat di malam hari dan terbangun dari tidur di pagi hari, dia tidak sedang bersama dengan temannya ataupun gurunya, dan orang pertama yang dilihatnya adalah orangtuanya.
Semakin tua, seharusnya manusia semakin masak dalam nasihat. Nasihat lebih dominan terbentuk dari kesimpulan seluruh pelajaran hidup yang telah dialami. Nasihat itulah yang menjadi amunisi utama para orang tua untuk membentuk anaknya, dan paling manjur ketika nasihatnya disampaikan oleh orang tua melalui perbuatan yang secara kasat mata terlihat oleh anak dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti peribahasa mengatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitu pula anak, karakter dan sifat anak tidak akan berbeda jauh dengan orang tuanya. Sebagai orang tua, didiklah anak untuk menjadi rajin, dan sebagai anak, ingatlah selalu akan didikan rajin yang telah orang tua contohkan.
Teman
Faktor lingkungan pasti akan sedikit banyak mempengaruhi bahkan bisa jadi sangat signifikan menjadi salah satu faktor utama pembentuk karakter kita. Seperti menguap dan tertawa, rasa malas itu gampang sekali cepat menular dan berpindah dari satu orang ke orang lain. Kecepatannya pun mungkin bisa disamakan pula dengan virus Corona yang akhir-akhir ini sedang naik daun. Kata “entar” dan “nanti” adalah awal mula perbuatan malas terjadi.
Penulis masih ingat dengan pendapat ibu penulis ketika berdebat dengan ayah terkait pemilihan lokasi sekolah tempat penulis menimba ilmu. Ketika itu, ibu berpendapat kepada ayah kira-kira seperti ini terdengarnya, “Yah, kalau kita taruh dia (penulis) di sekolah yang anak-anaknya pintar, nanti dia akan terpacu dan termotivasi untuk belajar dan bersaing menjadi lebih pintar dari temannya”. Ya, penulis bersyukur akhirnya sang ayah mengabulkannya.
Analogi seperti inilah yang bisa diterapkan dalam pertemanan. Penulis tidak bermaksud untuk mengajarkan para pembaca untuk memilih-milih hendak berteman dengan siapa, tetapi yang penulis tekankan disini adalah pandailah menduplikat sifat yang baik dari teman kita, rajin salah satunya. Jika kita berteman dengan orang yang bersifat rajin, secara tidak sadar perilaku kita perlahan-lahan akan juga ikut menjadi rajin.Â
Ajaran Agama
Rajinlah beribadah, itulah yang terdapat dalam ajaran agama. Adakah sekilas saja kita bertanya, mengapa kita bisa rajin untuk beribadah dan memberikan waktu khusus untuk melakukannya? Alasannya sebagian besar hanya dua, takut akan Tuhan dan oleh sebab kita cinta kepada-Nya.Â