Mohon tunggu...
Justine
Justine Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Just for fun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

7 Detectives: Why Me? (Part 1)

31 Oktober 2024   21:22 Diperbarui: 31 Oktober 2024   21:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/7nsRbOpe2

Halo semuanya! Perkenalan nama aku Stella, dan ini adalah cerita bagaimana aku menjadi seorang detektif. Sekadar informasi, cerita ini terjadi ketika saya berumur 14 tahun, kalian mungkin bertanya-tanya.. bagaimana anak yang masih 14 tahun bisa menjadi seorang detektif? Aku sendiri bahkan tidak tahu. Baiklah, kuharap kalian dapat menikmati cerita aku. 

(Cerita ini 100% fiksi)

Why Me? (Part 1)

Suatu hari di sekolah, pas hari Jumat. Sudah waktunya pulang sekolah, tapi aku memutuskan untuk datang ke komsel karena.. kenapa tidak? Aku tidak punya pekerjaan lain..

Stella: Nadia, lu mau ikut gw ke komsel gak? Gw gak ada teman yang bisa temenin gw nanti.

Nadia: Sorry Stelle. Gw ngantuk sama nanti senin ada PH matematika, gw mau belajar.

Itu Nadia! Teman dekat aku. Dia panggil aku Stelle. Sebenarnya aku punya banyak nicknames.. seperti Ella, Stellie, Elle, Ellie, Star (gak ada yang panggil aku ini) dan yang lain. Kebanyakan orang panggil aku Stelle sih.

Stella: Yaelah, masih ada sabtu minggu lu bisa belajar. Beneran gak mau ikut?

Nadia: Iyaa Stelle, maaf ya. Minggu depan aja!

Stella: Minggu depan gak ada komsel.

Nadia: Oh. Uh... yaudah gw pulang dulu ya! Byebye~ (Nadia pergi pulang dan meninggalkan Stella sendirian)

Stella: .... Bye. (Jahat banget gak mau temanin gw. Yaudahlah, gw ke atas aja, komselnya udah mau mulai.)

Setelah Komsel


Ketika semua orang sudah pulang, dia masih di sekolah menunggu orang tuanya untuk menjemput dia.

Stella: Kayaknya gw bisa ketiduran deh kalo nungguin orang tua gw sambil baca buku ini.... Hm?

Kemudian, dia mendengar seseorang yang lagi berbicara di kantin. Dia curiga dan coba menguping apa yang mereka lagi bicarakan.

?: Ada kasus baru? Dimana?

?: Di sini.

?: Hah? Di sekolah ini? Benaran..?

?: Iyalah, ngapain gw boong.

?: Siapa tahu.

Stella: (Mereka lagi ngomongin apaan? Emang ada kasus di sekolah ini?)

Brak!

Stella: (BUKU GW-)

?: .... Ada yang lagi nguping kita Liam.

Stella: (Uhoh, gw ketahuan. Tunggu... Liam? Ko Liam?)

Liam: Heyy, itu siapa yang lagi nguping kita? Saya bisa lihat ya.

Stella: (Yaelah..)

Stella berjalan ke arah mereka, ternyata pastoral. 

Stella: Oh hi Ko.. Saya cuman mau beli snack di kantin.. terus saya lihat kalian!

V: Tapi kantin udah tutup?

Liam: Ya iyalah, dia cuman bikin alasan doang. 

V: Oh.

Stella: Terus kalian ngomong apaan? Kasus apaan?

Liam: Karena kamu udah dengar dari tadi, kita harus membuat kamu seorang dete-

V: Eitss sabar Liam, lu ngapain langsung bikin dia detektif?? Kita butuh orang yang berpengalaman! Bukan orang yang suka nguping.

Stella: Hah detektif?? Eh- saya gak suka nguping ya. (Maksud dia detektif apa ya?)

V: Terus? Kamu ngapain nguping pembicaraan kita?

Liam: Yaudah V. Iya, detektif, karena siapapun yang mendengar salah satu dari kita berbicara tentang kasus atau.. apalah. Mereka harus menjadi seorang detektif.

V: Tapi, lu sadar gak kalau itu peraturan yang bodoh. Kayak... gak masuk akal gitu??

Liam: Eh bukan gw ya yang bikin. Salahin ketua kita lah.

V: Enggak mau. Gw mau salahin lu.

Liam: Dih.

Stella: Tunggu-tunggu.. maksud Ko apaan "siapapun yang mendengar salah satu dari kita berbicara tentang kasus, mereka harus menjadi seorang detektif?" Salah satu dari kita siapa aja?

Liam: Bilang gak?

V: Udah sejauh ini.. kenapa tidak?

Liam: Duduk Stelle, biar gak capek berdiri mulu.

Stella: Oh ya.

Liam: Oke, tim detektif kita ada enam orang.

Stella: Oohh, keren kalian ada dua pekerjaan.

V: Keren dongg. Tapi... cape juga tahuu.

Stella: Iya juga sih.

Liam: Saya belum selesai ngomong..

Stella: Eh.. maaf Ko, hehe.

Liam: Gapapa. Jadi, ada saya, V, Lizzy, Melissa, Indra dan Enza.

Stella: Kalian kebanyakan pastoral ya? (ternyata guru gw juga jadi detektif..)

V: Iya. 

Stella: Terus ketua yang tadi kalian ngomongin siapa?

(Liam dan V saling berpandangan)

Liam: Siapa lagi kalau bukan Enza?

V: Betul. Kalau Liam jadi ketua, semuanya gak akan menganggapnya serius.

Liam: Dih, elu kali.

Stella: Oh.. okok. Satu pertanyaan lagi.

Liam: Apa?

Stella: Kenapa saya harus jadi detektif? Emang anak umur 14 tahun boleh jadi detektif?

V: Itu dua pertanyaan-

Stella: Yaudah sih Ko.

Liam: Peraturan itu peraturan. Seperti apa yang Enza katakan.

V: Kenapa sih dia yang jadi ketua? Kenapa gak Meli aja? 

Liam: ...Kita udah voting. Lu gak masuk waktu itu, salah lu sendiri. Enza juga yang paling pas untuk jadi ketuanya.

V: Aish.. waktu gw gak masuk kalian tetap voting aja. Tapi bener sih, cuman Enza yang bisa "keep up" sama kita berlima.

Stella: Okay.. makasih untuk jawabannya.

Liam: Sama-sama. Ada pertanyaan lagi? Atau udah cukup?

Stella: Gak ada, udah cukup kok.

Ping!

Stella melihat ponselnya dan melihat wa dari ibunya bahwa dia sudah tiba untuk menjemputnya.

Stella: Oh, orang tua saya udah sampe. Saya pulang dulu ya.

Liam: Oke, see you senin. Nanti hari senin pas udah pulang sekolah kita lanjutin percakapan kita, sama yang lain.

Stella: Okay Ko.

V: Jangan bilang siapa-siapa ya! Sampai jumpa Elle, hati-hati di jalan.

Stella: Iya.. saya gak bakal bilang siapapun. Bye!

Di Rumah


Stella masih berpikiran apa yang terjadi tadi. Tiba-tiba.. dia jadi detektif. Hidup dia bakal berubah dengan drastis.

Stella: (Ahh.. kenapa gw? Gw gak mau jadi detektif.. tapi gw ingin tahu cara kerja detektif.. Tapi! Bagaimana gw bisa menyeimbangkan kehidupan sekolah dan detektifku? Yaudah.. gw pengen tidur dulu, gw ngantuk banget. Gw gak mau pikirin ini sekarang.)

Eh.. sampai sini dulu aja! Besok kita lanjut ceritanya. Tapi, menurut kalian, apakah Stella bisa menyeimbangkan kehidupan sekolah, pribadi, dan detektifnya? Atau akankah dia gagal total? Oke, sampai jumpa besok untuk part 2!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun