Mohon tunggu...
Reva Prasetya
Reva Prasetya Mohon Tunggu... wiraswasta -

When I Think About Football, I Think Manchester United. Twitter: @HoolGad

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Robin van Persie, Si Pemberontak Dengan Satu Keinginan

12 Agustus 2014   08:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:46 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Satu-satunya orang yang tersenyum mungkin hanya Steve Rowley, pemandu bakat Arsenal yang berada di tribun mengamati aksi Robin di pertandingan tersebut. Perjalanan pulang ke London akan sangat menyenangkan bagi Rowley karena tasnya berisi laporan positif untuk Arsene Wenger.

Guus Hiddink, manajer PSV kala itu, sebenernya juga sedang mengamati Robin. Namun Rowley dan Wenger bertindak cepat. Tak butuh waktu lama, pada Mei 2004, Arsenal berhasil mendapatkan Robin dengan nilai transfer hanya £2.75 juta saja!

"Beberapa menit mengobrol dengan Arsene Wenger sudah cukup. Aku sudah tahu bisa mempercayai orang ini. Dia gila sepakbola seperti halnya aku. Saat negosiasi transfer, Arsene berkata: 'jika kau bisa menggiring bola melewati Sol Campbell dan Kolo Toure, maka kau akan bermain!', kisah Robin.

"Dua bulan pertama di Arsenal adalah neraka. Aku dilatih khusus oleh seorang pria mantan NAVY Seal bernama Tony. Namun aku juga banyak belajar dari Pires, Henry, dan Bergkamp. Mereka memainkan bola hanya dengan satu sentuhan"

Robin belajar menjadi pemain cerdas dan dewasa saat masih di Arsenal. Namun sayangnya kecerdasan dalam bermain tidak diikuti oleh kecerdasan dalam bergaul di kehidupan pribadi. Pada Juni 2005 dia ditangkap di Rotterdam, semalam setelah menjalani debutnya untuk timnas Belanda. Saat itu Robin dituduh memerkosa seorang penari erotis bernama Sandra. Seorang pelayan hotel yang melaporkan ini ke polisi. Beruntung hakim dan kepolisian menutup kasus ini dan membebaskan Robin dengan syarat.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Robin. Dia membayar kepercayaan Wenger dengan menjadi pemain terbaik Arsenal dua musim beruntun dan menjelma menjadi salah satu predator kotak penalti paling mengerikan di Premier League. Kegiatan sehari-harinya kini menjadi pria santun yang menghabiskan hidup untuk istri, anak-anak, sepakbola, dan sesekali bermain tenis meja. Robin juga tidak merokok maupun minum alkohol seperti kebanyakan pemain. Robin van Persie menjelma menjadi pria membosankan namun tetap fenomenal.

"Rumahku di Manchester memiliki ruang rekreasi, sama seperti yang kumiliki dulu di London. Ditengah-tengahnya ada arena tenis meja. Aku sering mengundang teman-temanku datang. Tak ada yang bisa mengalahkanku dalam permainan ini"

"Liburan ke tempat yang jauh membuatku bosan. Aku hanya ingin bermain sepakbola dan bersantai dirumah sambil bermain tenis meja"

Itulah Robin van Persie dengan segala kesederhanaannya. Dia bukan pemburu uang atau kolektor gelar melainkan seniman di lapangan. Pernah suatu ketika dia berhadapan dengan Cristian Abbiati (kiper AC Milan), seharusnya dia tinggal mendorong bola saja ke gawang karena kiper sudah tidak berdaya. Tetapi dia malah memainkan bola itu dan melakukan chip menakjubkan. Ini semata dilakukannya untuk menghibur dan memberikan fans sebuah kenangan manis. Keindahan memang sudah mengalir di pembuluh darah Robin yang diturunkan oleh sang ayah.

Musim panas 2012, Robin mengambil keputusan besar saat harus meninggalkan Arsenal, terlebih Robin adalah kapten tim. "Ini dilema. Aku mencintai semua bagian dari klub ini. Aku seorang Gunner. Tapi aku pemenang dan ingin memenangkan beberapa gelar bersama klub. Ini adalah saat yang tepat untuk meraih itu"

"Aku tidak akan pernah pergi untuk uang. Aku hanya ingin peningkatan dalam karier. Ternyata bergabung dengan Manchester United adalah hal yang tepat. Ini pertama kalinya aku memenangi sebuah gelar domestik bersama klub. Ini mimpiku yang jadi kenyataan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun