Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dimas dan Risiko Star Syndrome

4 Desember 2020   07:10 Diperbarui: 4 Desember 2020   07:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin banyak yang mirip artis, tapi sayangnya bukan mirip Rafi Ahmad. Mungkin pula banyak yang mirip Rafi Ahmad tapi sayangnya bukan penjual bakso ikan. Mungkin pula ada yang mirip Rafi Ahmad dan penjual bakso ikan, tapi namanya bukan Dimas Ramadhan. Begitulah kalau diusut-usut ujung-ujungnya setiap orang punya suratan. Sudah tertulis di lauhul mahfudz jauh sebelum ia diturunkan. Gak akan ketuker...!

Banyak yang kemudian menjadikan ini sebagai pembelajaran untuk tidak berputus asa di jalan Allah SWT. Kenapa sih Dimas harus hidup dalam keluarga sederhana, sehingga harus bantu ayahnya berjualan!? Menjawab pertanyaan itu tentu tidak terlalu rumit. Tidak lebih rumit pertanyaan kenapa sih harus ada yang memvideokan lalu viral dan disambut antusias oleh manajemen RANS Entertainment!? Semua itu settingan! ya settingan Gusti Allah...

Ada hal menarik yang disampaikan Denny Cagur dalam sebuah video colabnya dengan Dimas waktu di Sumba, yang intinya ada hubungan antara doa orang tua Dimas atas apa yang dialaminya. Kurang lebih  "Entah doa orang tua yang mana yang Allah kabulkan!"

Tentu cerita Dimas dengan segala perubahan drastis dalam kehidupannya menjadi tontonan yang menarik untuk diikuti dari hari ke hari. Seperti mewakili  impian banyak orang yang segera ingin lepas dari kesulitan, dan mendapat kenyamanan dalam hidup.

Nampaknya dari berbagai konten yang diproduksi tak kurang-kurang Rafi dan istri mengingatkan untuk tetap menjaga kerendahan hati dan kesantunan untuk menjadi seorang selebritis. Sebuah nasehat yang diberikan oleh yang berkompeten, karena terbukti hingga saat ini Rafi banyak digemari. Lihat saja follower media sosial, saluran YouTube dan acara tv yang dibintanginya.

Tak hanya itu, pesan untuk bekerja keras disampaikan dalam beberapa kesempatan. Setelah dalam sebuah konten, Dimas mengaku bahwa menjadi artis ternyata melelahkan. Karena harus mulai bekerja dari pagi hingga larut malam.

Nasehat itu bukan tanpa alasan. Banyak yang tiba-tiba viral dan menjadi populer. Lalu jadi kehilangan arah, kurang siap menghadapi popularitas dan keberlimpahan harta dan perhatian. Lalu mengalami "Star Syndrome" terlena dengan popularitas dan merasa diri paling hebat. Penyakit yang bukan cuma bisa dialami artis dan publik figur, tapi oleh pejabat, politisi dan para profesional yang dalam lingkup terbatas, populer dan merasa memiliki otoritas.

Cerita Dimas masih akan terus berlanjut. Ini akan menjadi semacam Reality Show yang kalau dulu hanya ditayang seminggu sekali lewat televisi. Sekarang bisa diakses 24 jam dalam platform media sosial.

Netizen, tentu banyak yang menyukai kisah kedermawanan dan impian tentang orang seperti mereka ternyata memang bisa "menjadi kaya dalam sekejap". Dan tentu saja cerita yang berakhir bahagia. Bukan cerita tragis tentang meninggikan tempat kejatuhan. #catatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun