Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Nggak Peduli Milenial atau "Kolonial", Kayaknya Perlu Skill Ini

30 Januari 2020   11:43 Diperbarui: 30 Januari 2020   12:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pexels.com

#HumanPerformence

Ini mah boleh dibilang sebagai catatan pribadi tapi boleh dibaca kalau memang dirasa bermanfaat. 

Kompetensi generik yang banyak dipunyai orang-orang sukses biasanya emang dimulai dari keterampilan belajar mandiri atau mandi sendiri he he he Self Learning Skills (SLS) ini yang menjadikan berbeda antara individu satu dengan lainnya. 

Meski dari lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang sama, mereka yang biasa belajar "disuapin" bisa jadi secara akademis cemerlang. Tapi pengetahuan dan keahliannya sulit berkembang di dunia kerja karena rendahnya SLS ini.  

Wih... Jadi belajar bukan cuma kata kerja tapi juga salah satu kompetensi generik yang perlu dikuasai dong ya! Belajar bagaimana caranya belajar rupanya pelajaran yang gak ada abisnya, Sob! He he he itu yang bikin kita terus up to date di tengah jaman yang cepat berkembang. Nah menulis pelajaran yang dibaca ini juga jadi bagian belajar karena kalo baca doang, gampang lupa. He he he

Keterampilan menumbuhkan ketekunan atau Grit Development Skills (GDS) adalah ciri kedua dari orang sukses. Pertanyaannya, emang ketekunan bisa ditumbuhkan? He he he, konon katanya, banyak orang yang tau bagaimana caranya sukses tapi gak cukup punya ketekunan untuk melakukannya. Kayak saya! 

Ya kalau ditanya sama tukang bubur yang udah bisa naik haji itu gimana kok bisa masak tengah malam, abis subuh udah jalan dan kembali Zuhur untuk berangkat lagi dengan gerobak penuh untuk kedua kali. Pasti ada alasan yang kuat untuk melakukannya tiap hari, tak peduli panas atau hujan. 

"Saya gak mau anak saya bodoh dan bernasib sama kayak saya. Biar mereka dapat pendidikan yang tinggi. Biar bisa jadi lebih berguna bagi banyak orang!" Gitu mungkin jawabnya. 

Jadi selain cara, rupanya kita perlu keterampilan untuk menemukan alasan yang tepat sehingga bisa tekun dengan sendirinya. Selain itu tentu perlu konsisten. Harus terus dilakukan jadi kebiasaan yang akhirnya membentuk karakter pantang menyerah. He he he. Salah satunya dengan ngurangi bentar-bentar rebahan sembari main hape... He he he

Ciri ketiga orang sukses itu selalu punya terobosan mengatasi kendala yang dihadapi. "Kagak ada matinye!" Kata orang. 

Bukan cuma bisa merubah tantangan jadi peluang, bahkan merubah hutang jadi piutang. He he he Creative Problem Solving Skills (CPSS) banyak dikira adalah sebuah given, tapi kemudian disadari itu ada hubungannya dengan SLS dan GDS. 

Ini bisa ditanya sama ibu-ibu yang dapat gaji dari suaminya yang cuma cukup untuk biaya hidup 2 Minggu. Dengan kreativitasnya dia pakai uang itu untuk modal jualan nasi uduk, bukan hanya cukup tapi malah bisa nabung. Kemandirian menemukan jalan keluar dari tiap permasalah emang perlu kemampuan belajar dan ketekunan kan ya?

Yang keempat dari ciri orang sukses ini adalah Personal Priductivity Skill (PPS) yaitu mampu membuat sesuatu yang "memorable" yang berdampak besar bagi perkembangan potensi diri sendiri. Sesuatu yang istimewa itu tentu gak bisa dikerjakan secara tidak istimewa atau biasa-biasa saja. Tapi dengan memanfaatkan waktu produktif kita dengan kesibukan nyata. 

Bukan sok sibuk alias keliatan sibuk tapi gak menghasilkan sesuatu yang berdampak. He he he. Ssst... orang-orang begini biasanya cenderung kurang bergairah dalam bekerja, males bangun pagi karena hidupnya monoton hanya menggugurkan kewajiban dengan standar bahkan di bawah minimum.

Fokus adalah ciri kelima orang sukses. Sehingga kemampuan mengelola dan mengendalikan pikiran atau  Mind Management Skill (MMS) adalah juga suangat penting. Mengingatkan saya akan sebuah cerita tentang supir taksi yang memperhatikan seorang penumpang wanita cantik yang duduk di kursi belakang. 

"Kenapa terus liat ke saya bang. Gak pernah liat perempuan telanjang?" Tanya penumpang itu galak. "Bukan gitu mbak. Terserah mbak mau telanjang atau apa. Saya cuma mau lihat di mana mbak naro uang untuk membayar saya!" Kata sopir itu fokus pada bisnisnya. He he he...

Saya termasuk salah satu orang yang setuju kalau adab sangat penting di lingkungan kerja. Ibarat kata lebih baik terima anak milenial yang punya Professional Manner (PM) yang baik ketimbang yang udah merasa jago dan sotoy... He he he.

Ini bukan tentang feodalisme tapi tentang kemampuan belajar dan menyesuaikan diri di lingkungan kerja adalah hal penting yang bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. PM bisa kita liat dari orang-orang sukses yang cenderung sangat ber-etiket dalam kesehariannya 

Kemampuan ketujuh yang biasanya dimiliki orang-orang sukses di era digital adalah Digital Literacy Skills (SLS) atau kemampuan mengumpulkan, menyeleksi, memproduksi dan menyebarluaskan konten digital yang cemerlang, memorable dan bermanfaat. Jadi gak cuma bolak-balik liat time-line sosial media, atau laman berita tapi gak nulis atau bikin apa-apa. He he he mudah-mudahan gak termasuk yang baca tulisan ini... :) Peace!

Kalau boleh nambahin Self Evaluation Skills (SES) atau kemampuan mengevaluasi diri juga salah satu ciri orang sukses. Lah... Gimana mau sukses kalau terus ngerasa paling bener atau terus ngerasa paling salah. He he he karena kemampuan evaluasi ini melahirkan rekomendasi supaya gak gagal lagi dan atau tambah sukses.

Ya gitulah catatan saya dari baca sana-sini mudah-mudahan manfaat! 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun